Ukiran Palembang dilukis bernilai seni

id ukiran, kayu, khas

Ukiran Palembang dilukis bernilai seni

Pelukis ukiran tengah mempraktikkan pembuatan lukisan pada ukiran kayu khas Palembang di sentra uiran kawasan 19 Ilir dekat Masjid Agung setempat (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly)

....Ukiran khas Palembang berbahan baku kayu jenis tembesu, proses warna yang digunakan adalah perak, emas dan warna dasar, sehingga mendukung keindahan ukiran Palembang bernilai jual jutaan rupiah per unit....
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Ukiran Palembang kini mulai banyak dikembangkan dengan inovasi, salah satunya adalah aksen lukisan  yang dikenal sejak ratusan tahun ini menjadi manis dan bernilai estetika seni yang tinggi.

Karya ukiran khas daerah menjabarkan lukisan itu pun beraneka ragam, ada yang disebut dengan "kembang jalar, cucuk rebung, dan kembang asem", kata Thalib, salah satu seniman lukis ukir di kawasan 19 Ilir Palembang, Sabtu.

Dijelaskannya, kembang jalar adalah bentuk yang paling menonjol dibanding jenis lain.
Menurut pria yang telah melukis ukiran Palembang sejak tahun 1998 ini, bentuk kembang jalar yang memang menyerupai bunga merambat sangat cocok disandingkan dengan ukiran lain berbentuk lemari.

Sementara untuk cucuk rebung,  biasanya menjadi aksen tipis pada tepian meja atau juga lemari. " Jenis cucuk rebung adalah jenis lukisan yang paling sederhana dan berbentuk tunas," jelasnya.

Serta kembang asem, dibuat sedemikian rupa membentuk ujung dedaunan yang berkombinasi dengan motif akar-akaran.  "Motif ini lebih sering dipadankan dengan meja dan pinggiran lemari," kata pria yang mengakui mendapatkan kemampuan melukis dengan otodidak itu.

Ia menambahkan, ketiga jenis lukisan ukiran Palembang yang digeluti, tidak ditemukan kesuliatan yang berarti, karena pengerjaannya mengalir begitu saja.

Mengenai proses warna yang digunakan adalah perak, emas dan warna dasar untuk kayu jenis tembesu, sehingga mendukung keindahan ukiran Palembang bernilai jual jutaan rupiah per unit. (Feni)