Pemred ANTARA: Jepang perlu mendekat ke Indonesia

id akhmad khusaeni, direktur pemberitaan antara

Pemred ANTARA: Jepang perlu mendekat ke Indonesia

Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA, Ahmad Kusaeni (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Jepang perlu mendekatkan diri ke Indonesia agar tetap menjadi barometer negara-negara Asia dan dapat mengungguli dominasi pamor China dan Korea Selatan di Indonesia, kata Pemimpin Redaksi LKBN Antara Akhmad Kusaeni.

Dalam pertemuannya dengan Sekertaris Jenderal dari Foreign Press Center  (Pusat Jurnalis Asing) Jepang, Izakura Makoto, di Jakarta, Rabu, Kusaeni menyarankan pemerintah Jepang mempromosikan negaranya lebih gencar lagi dan tidak kalah oleh dua negara Asia yang sedang merajalela di Asia, terlebih lagi di Indonesia.

"Jepang harus lebih menunjukkan jati dirinya sekali lagi agar dapat menjadi panutan bagi bangsa Asia lainnya, seperti Indonesia, karena sekarang dominasi kesenian Korea (Selatan) dan produk China sudah merajalela," ujar Kusaeni dalam kesempatan tersebut.

Menurut Izakura, kenyataan tersebut memang tidak dapat ditepis. Namun, dirinya menyatakan untuk mencoba dapt terus mempromosikan negara matahari terbit tersebut melalui kerja sama media antara Jepang dan Indonesia yang ditawarkan melalui institusinya.

Izakura menyatakan bahwa dalam institusinya kerja sama tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan "press tour" untuk jurnalis-jurnalis asing yang hendak meliput di Jepang.

Pusat jurnalis Jepang yang didirikan sejak 1976 sudah memiliki anggota lebih dari 620 reporter dari 186 organisasi media dari 36 negara.

Institusi yang didanai dan berada di bawah Kementerian Luar Negeri Jepang itu bertujuan memfasilitasi kinerja para jurnalis saat mereka sedang melakukan tugasnya.

Selain itu, biasanya pusat jurnalis tersebut mengundang sejumlah jurnalis asing untuk melakukan "press tour" selama 10--14 hari di Jepang berdasarkan undangan dari Kemeterian Luar Negeri Jepang.

"'Press tour' terakhir adalah mengunjungi Fukushima Daichi Prefecture untuk memperingati setahun peristiwa tsunami yang melanda daerah tersebut hingga mengakibatkan 19.294 korban jiwa," ujar Izakura.