Menhut: Kabupaten Waykanan tidak masuk daerah tertinggal

Waykanan, Lampung (ANTARA Sumsel) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung sebenarnya mempunyai unsur untuk tidak menjadi daerah tertinggal dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki.
      
"Ada banyak lahan belum dioptimalkan, saya rasa ini adalah jalan bagi Waykanan bisa maju dan tidak tertinggal lagi," kata Zulkifli, di Kampung Tanjungkurung Kecamatan Kasui Kabupaten Waykanan, Lampung, Jumat.
        
Menurut dia, masyarakat setempat harus pandai bersyukur dengan memiliki keberanian untuk mengoptimalkan lahan dan pekarangan yang belum dikelola dengan baik.
        
"Bupati Bustami Zainudin sudah luar biasa. Selalu berjuang untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyatnya," ujar Menteri Kehutanan itu memuji bupati setempat.
        
Hal tersebut, demikian Zulkifli, dilakukan sehubungan tidak ada pemerintah yang menginginkan masyarakatnya tidak sejahtera.
        
"Oleh sebab itu, mari kita kelola dengan benar dan optimal lahan dan pekarangan yang ada," ujar Zulkifli kepada sekitar seribuan  masyarakat yang hadir menyambut kunjungan kerjanya itu.
        
Dia mengharapkan agar program Hutan Kemasyarakatan (HKm) juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk beternak, selain bercocok tanam karet atau kebun kopi.
        
"Boleh ditambah domba, itik dan apa pun yang menambah nilai ekonomi lainnya," kata dia pula.
        
Karena itu, ujar Menhut, dengan telah diserahkan 2.128 surat keputusan (SK) sebagai HKm, Kabupaten Waykanan tidak lagi pantas menjadi daerah tertinggal jika masyarakatnya bisa kreatif.
        
"Pemerintah pusat mendukung itu, lahan kawasan hutan bisa dikelola dan diutamakan untuk rakyat, pengusaha urusannya nanti, rakyat dulu yang dipentingkan untuk itu," katanya lagi.
        
Selain menyerahkan SK HKm bagi masyarakat Waykanan, Zulkifli yang datang ke Waykanan didampingi anggota DPR Alimin Abdullah dan mantan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Irham Djafar Lan Putra itu, juga menyerahkan bantuan Kebun Bibit Rakyat (KBR) senilai Rp50 juta bagi tujuh kelompok tani penerima manfaat serta 120 ribu bibit pohon secara simbolis.