Raksasa langka samudra kembali ke lepas pantai Selandia Baru

id ikan paus, paus, paus biru

Raksasa langka samudra kembali ke lepas pantai Selandia Baru

Ikan paus biru (Foto ANTARA/Reuters)

Wellington (Antara/Xinhua-OANA) - Hewan terbesar di dunia, yang diburu sampai nyaris punah pada Abad XIX, tampaknya kembali lagi ke perairan di lepas pantai Selandia Baru, kata beberapa ilmuwan Selandia Baru, Senin.

Studi atas paus biru di South Taranaki Bight di lepas pantai di sebelah barat North Island memperlihatkan hewan itu sedang lewat dalam jumlah yang lebih banyak daripada perkiraan, kata beberapa peneliti di Lembaga Penelitian Atmosfir dan Air Nasional (NIWA).

Ikan paus biru telah menemukan sumber makanan panting di sana dalam perjalanan mereka ke dan dari lahan mencari makan pada musim panas di Antartika.

Studi tersebut meneliti penampkan paus biru yang dikumpulkan antara 1979 dan 1999, pengamatan data sejarah penangkapan ikan paus, pendamparan, kegiatan mencari makanan dan kemunculan yang dicatat selama dua survei seismik yang dilakukan pada 2011.

Survei itu mengaitkan kemunculan yang meningkat ikan paus biru dengan gerakan khusus samudra yang menggerakkan arus besar plankton di South Taranaki Bight.

Kendati memiliki panjang tubuh lebih dari 20 meter dan berat lebih dari 100 ton, ikan paus biru tetap menjadi salah satu makhluk paling sikar difahami, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin sore.

Penampakan ikan paus biru itu sangat jarang terjadi dan sedikit diketahui mengenai pola distribusi ikan paus biru, kata ahli ekologi laut NIWA Dr Leight Torres di dalam satu pernyataan.

Studi itu akan sangat meningkatkan pemahaman mengenai distribusi dan lahan pencarian makan paus biru di Belahan Bumi Selatan.

"Kebijaksanaan konvensional telah menyatakan bahwa ikan paus biru hanya singgah melalui perairan Selandia Baru saat bermigrasi. Namun informasi ini menunjukkan ini bukan pemahanan yang akurat mengenai ekologi mereka," katanya.

Mereka tampaknya hadir di Bight dengan "keteraturan dan secara bergerombol" untuk mencari makan.

"Ikan paus biru sangat besar dan perlu memakan sangat banyak makanan, yaitu plankton kecil, untuk mendukung tuntutan energi mereka. Namun hanya ada empat empat lahan perburuan ikan paus biru yang dikonfirmasi di Belahan Bumi Selatan di luar perairan Kutub Selatan. Jadi, sangat penting bahwa kita mendokumentasikan secara layak dan melindungi lahan pencari makan mereka."

Namun, ia memperingatkan, South Taranaki Bight juga adalah daerah eksplorasi minyak dan gas alam lepas pantai terbesar di Selandia Baru, dengan rencana penting bagi perluasan dalam waktu dekat.

"Kegiatan lalu lintas pelayaran dan pertambangan dasar laut telah diperlihatkan memiliki dampak langsung pada ikan paus biru, sehingga mengubah prilaku mereka dan menurunkan habitat mereka melalui gangguan akustik dan serangan kapal," katanya.

"Kita perlu memperoleh pemahaman lebih baik mengenai cara dan kapan kegiatan ikan paus biru mencari makan di sini sehingga dampak yang mungkin timbul bisa dihindari," katanya.

Penerjemah: Chaidar