Harga biji kopi kering Sumsel alami penurunan

id kopi, biji kopi, harga biji kopi sumsel, biji kopi sumsel

Harga biji kopi kering Sumsel alami penurunan

Buruh mensortir biji kopi untuk ekspor. (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Harga biji kopi kering dijual pedagang di pasar tradisional Kota Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, Selasa pagi, sebesar Rp14.500 per kilogram atau  turun dari harga sebelumnya Rp15.000/kg.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumsel Benyamin di Palembang mengatakan bahwa harga biji kopi kering di tingkat petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur tercatat Rp14.500/kg, dan di tingkat pedagang kisaran Rp15.750/kg.

Menurut dia, perkembangan harga biji kopi kering di daerah tersebut--berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat--selama sebulan terakhir memang cenderung turun.

Demikian pula, harga kopi bubuk siap saji juga cenderung turun dari harga beberapa bulan sebelumnya.

Sekarang ini, kata dia, harga kopi bubuk asalan kisaran Rp40.200/kg, padahal sebelumnya mencapai Rp50.375/kg.

Sementara itu, harga biji kopi robusta kering di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, sejak beberapa pekan ini juga anjlok dari Rp15 ribu/kg menjadi Rp13 ribu/kg sehingga petani di daerah itu sebagian besar menunda menjual komoditas tersebut.

Mereka, kata Gani (53)--petani--, sementara menyimpan kopi hasil panen yang telah kering siap jual itu karena sejak beberapa pekan ini harga turun.

Iia menjelaskan bahwa saat ini masih dalam masa puncak panen kopi sehingga banyak warga yang menyimpan komoditas tersebut. Padahal, panen kali ini bertepatan dengan bulan puasa.

Menurut dia, meskipun membutuhkan banyak uang pada Ramadan ini, sebagian menunggu sampai harga naik kembali, baru biji kopi kering yang disimpan itu dijual.

Ia mengatakan bahwa setidaknya dengan menyimpan sementara biji kopi petani berharap harga naik.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat, disebutkan bahwa Sumsel merupakan sentra produksi kopi nomor satu terbesar di Indonesia dengan luas areal perkebunan kopi 277.123 hektare dengan produksi 155.372 ton/tahun.

Namun, kata dia, untuk Sumsel sendiri, konsumsi kopi masih rendah, dan pasar domestik justru dimasuki kopi impor yang disinyalir kopi instan berkualitas rendah.

Usaha pengolahan kopi di Sumsel saat ini menjadi salah satu industri prioritas yang terus dikembangkan. Untuk mendukung upaya itu, Dinas Perkebunan Sumatera Selatan melalui Kasi Alat dan Mesin Pengolahan telah memberikan bantuan alat pengolahan kopi kepada kelompok tani agar dapat mengembangkan industri pengolahan kopi, dan mengurangi penjualan dalam bentuk biji kopi.