Bunga bangkai tumbuh subur di OKU

id bunga bangkai, bunga bangkai tumbuh subur di oku

Bunga bangkai tumbuh subur di OKU

Ilustrasi- bunga bangkai tumbuh subur di Ogan Komering Ulu (FOTO ANTARA)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Bunga bangkai atau (amorphophallus titanum Becc -re) tumbuh subur di hutan semak belukar Talang Padang, Desa Negeri Sindang, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

"Ukuran bunga tingginya sekitar 45 sentimeter dari tanah dan lebar daunnya 15 sentimeter. Dari bunga ini tercium bau tidak sedap seperti bangkai. Sepanjang jalan, sedikitnya terlihat ada tiga bunga bangkai tumbuh yang berukuran serupa," kata Najam (50) salah satu warga setempat, Senin.

Dikatakannya, tidak sulit untuk mendapati bunga tersebut karena banyak terdapat di desanya.

"Kami tidak tahu kalau itu bunga bangkai. Kami kira cuma bunga biasa. Tapi baunya kalau sudah mekar memang bau busuk seperti bangkai hewan," katanya.

Menurut dia, biasanya bunga-bunga seperti itu, tumbuh subur di musim penghujan dan ada belasan terlihat di pinggir jalan di desa tersebut.

Bahkan, kata dia, pernah ada bunga bangkai setinggi 60 sentimeter dengan lebar 40 sentimeter, setelah kurun waktu tertentu jenis tumbuhan tersebut layu layu kemudian mati dengan sendirinya.
"Saya tidak tahu kalau bunga itu langka. Kalau tahu sejak dari dulu akan saya laporkan ke pemerintah," katanya.

Sementara, informasi berbagai sumber menyebutkan bunga bangkai atau suweg raksasa (nama lokal untuk fase vegetatif) merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia.

Meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, Amorphophallus gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi lima meter.

Ciri-ciri tumbuhan satu ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya dengan tinggi dapat mencapai enam meter.

Setelah beberapa waktu, organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, maka bunga majemuknya akan muncul.

Namun, apabila cadangan makanannya kurang, maka hanya daunnya saja yang tumbuh. (E Permana)