Marlina pesilat putri Sumsel bercita-cita jadi juara dunia

id marlina, pesilat sumsel, bercita-cita jadi juara dunia

Marlina pesilat putri Sumsel bercita-cita jadi juara dunia

Atlet silat putri Sumatera Selatan, Marlina (Foto Antarasumsel.com/14/Doly Rosana/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Tak mudah bagi Marlina (17), pesilat Sumatera Selatan menjalani kehidupan jauh dari kedua orangtua dalam setahun terakhir, tapi hal itu rela dijalaninya demi menggapai cita-cita menjadi juara dunia.

"Terkadang saya menangis saat tengah malam karena rindu dengan ayah, ibu, serta saudara di kampung. Tapi, inilah bentuk dari pengorbanan untuk mencapai cita-cita menjadi juara dunia," kata Marlina di Palembang, Rabu.

Sejak setahun terakhir, Marlina bergabung dalam Pusat Pendidikan Latihan Pelajar di Palembang yang mengharuskannya berpisah dari keluarga di Desa Nusa Bakti (BK 10), Ogan Komering Ulu Timur.

Awalnya, ia merasakan kerinduan luar biasa dengan kedua orangtua. Namun seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya mulai terbiasa dengan keadaan.

"Saya belajar untuk hidup mandiri di sini dan sesekali bisa mengirim uang ke orangtua yang diperoleh dari uang saku sebagai atlet," ujarnya.

Marlina terpilih mengikuti pemusatan latihan tersebut bersama tiga orang pesilat lainnya, karena mampu berprestasi pada ajang tingkat daerah hingga nasional.

Prestasi Marlina yang cukup menonjol yakni menjuarai ajang Asian SchoolGames dalam dua tahun berturut-turut di Indonesia tahun 2012 dan di Vietnam tahun 2013.

Sebelumnya, siswa kelas XII SMA Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya ini tercatat sebagai peraih medali perak Pekan Olahraga Pelajar Wilayah di Palembang tahun 2010, medali emas Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Riau tahun 2011, dan medali emas pada Kejurnas di Jambi tahun 2012.

Belum lama ini, ia juga meraih medali perunggu Kejurnas antar-PPLP di Samarinda, 6-10 November 2013.

Marlina mulai mengenal olahraga pencak silat sejak kelas V Sekolah Dasar yakni saat berusia 12 tahun, melalui guru olahraganya yang mengajak bergabung pada Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate.

Keinginan Marlina itu sempat ditentang oleh kedua orangtua yang berpenghasilan sebagai petani karet, karena khawatir putrinya mengalami cedera, meninggalkan sekolah sibuk berlatih, dan tidak memiliki masa depan memilih profesi sebagai atlet.

"Orangtua sempat khawatir dan mengatakan mengapa seorang perempuan bertarung pencak silat. Tapi setelah melihat kegigihan dan ketekunan dalam berlatih, akhirnya diizinkan," kata anak ke-9 dari 10 bersaudara ini.

Kini, berbekal dukungan kedua orangtua dan latihan di bawah bimbingan pelatih daerah, Marlina yakin mampu menggapai impiannya menjadi pesilat nasional seperti Abbas Akbar yang berhasil menorehkan sejarah dengan menjadi juara dunia.

Sementara itu, Pelatih Pusat Pendidikan Latihan Pelajar Sumsel cabang olahraga pencak silat Azhari mengatakan daerah saat ini fokus mencetak pesilat putri menyusul kekosongan atlet berprestasi dalam beberapa tahun terakhir.

"Memang diakui saat ini untuk sektor putri sangat lemah lantaran sejumlah atlet andalan telah memilih pensiun dan harapan pun tertumpu pada Marlina, karena telah berprestasi pada usia muda," katanya.