Pentas kuda lumping lansia di Borobudur

id kuda limping, pentas kuda lumping di borobudur

Pentas kuda lumping lansia di Borobudur

Pentas kuda lumping di Boroburur (FOTO ANTARA)

Borobudur (ANTARA Sumsel) - Pentas kelompok penari kuda lumping dengan anggota para perempuan lanjut usia di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menampilkan kesenian tradisional mereka saat pembukaan pameran karya oleh enam pelukis bertajuk "The Power of Culture", Minggu.

"Dulu saya juga anggota kelompok kuda lumping waktu masih muda, sekarang dengan ibu-ibu yang sudah tua membentuk kelompok lagi dan mendapat kesempatan pentas hari ini (20/4)," kata seorang anggota kelompok tarian kuda lumping "Panji Paningal" Dusun Tingal Kulon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Sulastri (50) sebelum pementasan itu di Borobudur, Minggu.

Pementasan mereka berlangsung selama beberapa menit di halaman "Limanjawi Art House" sekitar 500 meter timur Candi Borobudur, pada pembukaan pameran itu yang dilakukan pemilik Museum OHD Kota Magelang Oei Hong Djien dan antara lain dihadiri Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas.

Ia mengatakan anggota kelompok kesenian tradisional itu 11 orang dengan ketua Asmawati Mujito dan pembina Suwarno. Saat pementasan itu, Suwarno menarikan tokoh "penthul" dan sempat "trance".

"Para suami kami, dulu juga pemain kuda lumping. Moga-moga anak cucu kita juga terus mencintai kesenian ini," ucapnya, berharap.

Suwarno mengatakan para perempuan lansia di dusun setempat bersemangat untuk berlatih tarian itu, sebelum pementasan untuk pembukaan pameran lukisan di galeri seni milik Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) Umar Chusaeni.

Para anggota kelompok itu, katanya, berusia antara 50 hingga 86 tahun.

Pada pembukaan pameran itu, sepetak sawah di dekat galeri "Limanjawi Art House" dipasang instalasi berupa belasan kuda lumping. Pameran lukisan bertajuk "The Power of Culture" selama satu bulan (20 April-20 Mei 2014).

Mereka yang berpameran di tempat itu, adalah Deskhairi berasal dari Batu Sangkar, Sumatera Barat, Heri Purwanto (Yogyakarta), Ida Bagus Komang Sindu Putra (Klungkung, Bali), Agus Putu Suyadnya (Denpasar, Bali), Uswarman (Palembang, Sumatera Selatan), dan Wahyu Gunawan (Yogyakarta).