Konflik Agraria baru di Sumsel terus bermunculan

id konflik agraria, agraria, konflik, konflik baru bermunculan, perlu penanagan serius, selesaikan konflik

Konflik Agraria baru di Sumsel terus bermunculan

Ilustrasi - Perambahan liar. (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

...Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang menjadi pemicu terjadinya konflik agraria, Yayasan Spora bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) melakukan penelitian...
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Pengurus Yayasan Spora Sumatera Selatan Yulian Junaidi mengatakan, konflik agraria baru di provinsi yang memiliki 15 kabupaten dan kota itu terus bermunculan.

"Konflik agraria di provinsi ini terus bermunculan karena tidak diimbangi kemampuan pemerintah daerah untuk mencegah, menangani, dan menyelesaikan konflik tersebut," kata Yulian pada acara "Workshop Policy Brief " penanganan konflik agraria di Palembang, Jumat.

Menurut dia, konflik agraria hampir terjadi di setiap kabupaten dan kota, namun yang tergolong cukup tinggi adalah Kabupaten Musi Banyuasin.

Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang menjadi pemicu terjadinya konflik agraria di kabupaten tersebut, Yayasan Spora bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) melakukan penelitian.

Dalam penelitian yang dilakukan sejak September 2013 hngga Maret 2014 itu, difokuskan mengenai dinamika lokal dan kebijakan penyelesaian konflik agraria di Kabupaten Muba.

Selama penelitian itu ditemukan beberapa hal sumber konflik agraria seperti kebijakan investasi melalui penggunaan tanah skala luas dalam bentuk perkebunan dan kehutanan, tata kelola yang lemah dan ketidak-jelasan batas batas penguasaan tanah serta hilangnya wilayah kelola masyarakat.

Kemudian adanya kelambatan penanganan dan ketidak tegasan pemerintah dalam penanganan konflik membuat masalah yang terjadi selama ini berlarut-larut dan terus meluas, serta pengawasan yang lemah, penggunaan kekerasan untuk menertibkan warga yang terlibat konflik agraria.

Melihat kondisi tersebut, apabila tidak dilakukan langkah serius melalui kebijakan penanganan yang cepat dan berkelanjutan, besar kemungkinan konflik agraria di Kabupaten Muba dan daerah Sumsel lainnya akan semakin mengkhawatirkan, kata Yulian.

Sementara aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel Syarifudin Kobra pada kesempatan "workshop" itu mengatakan, konflik agraria di wilayah Sumsel terus meningkat, dan sering memicu terjadi bentrokan yang mengakibatkan korban jiwa atau luka-luka serta kerugian harta benda.

Untuk mencegah terus berkembangnya konflik agraria itu, Walhi mengajak semua lapisan masyarakat memperjuangkannya kepada pemerintah daerah dan pusat, agar konflik yang terkesan tidak pernah habis itu bisa lebih fokus ditangani, kata Syarifudin.