Disdik Musirawas belum ada buku acuan kurikulum 2013

id guru, kurikulum 2013

Disdik Musirawas belum ada buku acuan kurikulum 2013

Persatuan Guru Republik Indonesia - PGRI (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Dinas Pendidikan Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, belum memiliki buku kurikulum 2013 sebagai acuan para guru melaksanakan belajar mengajar pada murid baru yang pekan lalu mulai masuk sekolah.

Pedoman guru dalam mengajar saat murid masuk sekolah menggunakan copi buku acuran pegangan guru 2013 yang diberikan rekanan pengadaan buku dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang jumlahnya sangat terbatas, kata Kepala Dinas Pendidikan Musirawas Kamto, Minggu.

"Kami mendapat keluhan dari para guru bahwa mereka belum ada buku pegangan untuk mengajar pada murid baru tahun ajaran 2014/2015, mestinya buku itu sudah dipegang sebelum masuk sekolah," katanya.

Ia mengatakan buku acuan pegangan guru itu sangat penting untuk melaksanakan belajar mengajar bagi murid baru, namun buku itu belum dikirim dari pusat dan informasinya akan diberikan kopi-nya oleh rekanan yang ditunjuk dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , namun kopi buku acuan itu hingga anak mamsuk sekolah belum juga sampai.

Dengan kurangnya sarana itu terpaksa masih menggunakan buku acuan lama dan dikhawatirkan berpengaruh pada mutu dunia pendidikan di Kabupaten Musirawas, sedangkan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab para guru untuk meningkatkannya.

Informasih yang diterima, lanjut dia kopi buku acuan guru itu belum seluruh kelas yang mendapatkannya seperti tingkat SD baru kelas 1-2 dan kelas 4-5, sedangkan kelas 3-6 masih menggunakan buku acuan lama, untuk tingkat SMP kelas 7-8 menggunakan acuan baru dan kelas 9 masih buku acuan lama dan tingkat SMA kelas 10-11 menggunakan buku acuan baru dan kelas 12 masih menggunakan buku acuan lama.

"Kami mengharapkan buku acan guru itu cepat direalisasikan agar tidak menyuitkan para guru dalam memberikan materi pelajaran baru sesuai acuan pusat," ujarnya.

Menanggapi keluhan para guru tentang biaya pelatihan mutu guru yang dilaksanakan Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumsel yang dikeluhkan ribuan guru mulai SD, SMP dan SMA di wilayah itu, Diknas Musirawas tidak mengetahui secara rinci karena kegiatan itu dilakukan oleh LPMP Palembang.

"Kita hanya sebagai tuan rumah pelatihan itu dan masalah honor pelatihan itu sepenuhnya kewenangan LPMP termasuk sewa gedung dan konsumsi lainnya," ujarnya.

Salah seorang guru SMP yang tak bersedia disebutkan namanya mengakui bahwa honor pelatihan itu sangat minim yaitu setiap peserta hanya diberikan Rp30 ribu per hari tanpa senek dan makan selama lima hari, sedangkan ada guru honorer yang jauh lokasinya mencater kendaraan untuk ikut pelatihan itu setiap hari Rp100 ribu.

Dengan biaya yang minim itu sama saja mencedrai profesi guru yang mutunya akan ditingkatkan, kalau dibanding dengan pelatihan peningkatan mutu guru sebelumnya setiap guru golongan empat mendapat honor Rp100 ribu per hari.

Kalau pelatihan tahun 2014 rata-rata hanya diberikan honor Rp30 rib per hari, sedangkan pesertanya banyak tinggal di kecamatan jauh dari lokasi pelatihan dan terpaksa menyewa kendaraan khusus, biaya sewa kendaraan itu tidak bisa ditutupi oleh honor pelatihan tersebut keluhnya.

Jumlah guru yang ikut pelatiha peningkatan mutu itu jumlahnya mencapai ribuan orang karena terdiri dari beberapa gelombang dengan lokasi terpencar-pencar, pesrta latihan itu dari seluruh SD sebanyak 307 sekolah, guru SMP dari 62 sekolah dan guru SMA dari 21 sekolah, ujarnya sumber itu.