Wamendikbud: tak perlu takut dengan Kurikulum 2013

id wamendikbud, kemedikbud, kurikulum 2013, kurikulum bau, tak perlu takut, kemendiknas, diknas

Wamendikbud: tak perlu takut dengan Kurikulum 2013

Ilustrasi - Tutwuri Handayani (Foto Antarasumsel.com/12)

...Enggak usah takut lah, saya kira soal kurikulum hanya soal kebiasaan, karena ini sesuatu yang baru, pasti dianggap sulit...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengimbau kepada insan pendidikan, terutama guru dan siswa untuk tidak perlu takut dengan Kurikulum 2013 yang mulai diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013-2014.
         
"Enggak usah takut lah, saya kira soal kurikulum hanya soal kebiasaan, karena ini sesuatu yang baru, pasti dianggap sulit," kata Musliar dalam sambutannya pada Deklarasi Jaringan Pendidikan Komunitas Adat di Jakarta, Selasa.
         
Musliar mengakui masih ada sejumlah guru yang mengeluhkan Kurikulum 2013, tetapi dia juga mengklaim banyak dari mereka yang senang dan antusias terhadap kurikulum baru ini.
         
"Saya sudah berkunjung lebih dari 100 sekolah, dan bertanya bagaimana kesannya, mereka bilang senang tidak perlu buat silabus, beban guru dalam mengajar berkurang," katanya.
         
Pasalnya, lanjut dia, dalam kurikulum tersebut siswa dituntut lebih aktif dibandingkan dalam 10 kurikulum sebelumnya, dimana guru cenderung lebih aktif.
         
Untuk mengantisipasi kesulitan dalam memahami kurikulum tersebut, Musliar mengatakan Kemendikbud telah menyusun program untuk memberikan pendampingan kepada guru-guru dalam satu gugus yang terdiri dari sepuluh sekolah.
         
Guru-guru terpilih tersebut diberikan pelatihan untuk nantinya mendampingi guru-guru di sekolahnya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.
         
"Jadi, mereka yang tidak mengerti tidak malu bertanya, karena pendampingnya adalah kawannya sendiri," katanya.
         
Dia menyebutkan sebanyak 6.500 lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMA yang ditunjuk Kemendikbud menerapkan kurikulum baru ini pada tahun pelajaran 2013-2014.
         
"Kurikulum sudah diganti 10 kali sejak negara ini merdeka, belum pernah guru dilatih semasif ini, paling dulu dari satu kabupaten hanya 20 (guru) yang dilatih," katanya.
         
Musliar mengatakan program pendampingan tersebut akan dimulai pada September mendatang, atau awal Semester tahun ajaran baru.
         
Selain itu, kata dia, Kemendikbud juga menyediakan "klinik" konsultasi yang bisa diakses secara "online".
         
Dia mengakui tidak menjamin apabila kurikulum yang mengedepankan sistem kontekstual tersebut bisa bertahan lama, mengingat selama ini kurikulum hanya bertahan setiap satu atau dua tahun.
         
"Saya tentu tidak menjamin, tetapi ketika suatu program sudah bagus, orang mau mempertahankan," katanya.
         
Namun, salah seorang guru di SMAN 1 Cikande, Serang, Banten, Titisari Kusumajati mengaku merasa kesulitan menyesuaikan dengan Kurikulum 2013, terutama dalam penilaiannya yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
         
"Nilainya sekarang uraian atau deksripsi, belum tentu orangtua siswa mau membaca uraian tersebut dibandingkan angka, mereka seringnya hanya tanda tangan saja, " katanya.
         
Selain itu, dari persiapan mengajar juga cukup membingungkan karena rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun pun beda.
         
Karena sifatnya kontekstual, lanjut Titisari, tidak hanya satu mata pelajaran terlibat dalam satu sesi pembelajaran, tetapi banyak dan itu yang menjadi kesulitan, karena biasanya hanya satu guru yang mengajar dalam satu mata pelajaran.
         
"Kalau dari tujuannya memang bagus, tetapi masih banyak guru yang belum sepenuhnya mengerti, jadi terasa 'njelimet' (rumit)," katanya.