Pemerintah dorong pengembangan obat herbal

id obat herbal, dorong pengembangan obat herbal, riset, obat-obatan herbal, obat, herbal, tanaman obat

Pemerintah dorong pengembangan obat herbal

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

...Selama ini kita terus ke Barat, terus menggunakan obat-obatan kimia, padahal keanekaragaman tanaman kita sangat tinggi dan belum termanfaatkan...
Jakarta (ANTARA Sumsel) -  Indonesia memiliki seratusan ribu jenis tanaman yang berpotensi dalam pengobatan, dengan demikian pemerintah mendorong riset dan pengembangan obat-obatan herbal, termasuk di universitas-universitas, kata Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama.
       
"Selama ini kita terus ke Barat, terus menggunakan obat-obatan kimia, padahal keanekaragaman tanaman kita sangat tinggi dan belum termanfaatkan," katanya pada Seminar "Challenges of Development of Natural Compound as Drug for Infectious and Degenerative Diseases" di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, sudah waktunya Indonesia menggalakkan riset tentang obat-obatan herbal sehingga mampu bersanding dengan obat-obatan kimia, karena obat bahan alam yang sudah diuji klinis dan toksisitasnya (fitofarmaka) yang ada di pasaran baru 40 jenis dan yang dalam proses paten baru delapan.
       
"Kami sedang susun 'roadmap' kemandirian di bidang kesehatan bersama sejumlah perusahaan farmasi nasional. Jadi masyarakat bisa memilih apakah ingin menggunakan obat-obatan kimia atau obat-obatan herbal," katanya.  
   
Sementara itu, Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno mengatakan pihaknya telah mendorong dilakukannya riset herbal di perguruan tinggi yang dipimpinnya selain riset obat-obatan kimia.
       
"Selain riset kami juga melakukan kerja sama dengan sejumlah universitas di luar negeri. Bentuknya berupa pertukaran dosen dan mahasiswa di bidang farmasi dan kedokteran atau berupa seminar yang mendatangkan pakar untuk mengungkap hasil-hasil riset herbal di negaranya," katanya.
       
Pada seminar di bidang riset obat-obatan kali ini, ujar dia, pihaknya mendatangkan pakar dari Malaysia, Thailand dan Tiongkok, sehingga para mahasiswa bisa memetakan kondisi riset di negara lain dalam rangka meningkatkan daya saing.
        
Fakultas Farmasi dan Sains Uhamka, ujarnya, telah mengembangkan sejumlah riset terkait kesehatan, bahkan sudah menghasilkan produk yang siap dipasarkan seperti gula berbahan dasar singkong rendah kalori, madu hitam pahit dan lain-lain.  
    
Gula cair berbahan dasar singkong rendah kalori yang diberi nama "King Cassava Sweet" disebutkannya cocok untuk penderita diabetes.
        
"Kalau gula biasa yang dari tebu menghasilkan sukrosa, kalau gula dari singkong menghasilkan fruktosa yang tingkat kemanisannya dua kalinya. Kalau 1 gram gula pasir menghasilkan 4 kalori, kalau 1 gram gula singkong 3 kalori, jadi cocok untuk penderita diabetes," kata Rahmat, seorang mahasiswa yang menjaga stan pameran.