BI: Sumatera jangan bergantung pada komoditas

id bank indonesai, bi, komoditas, ekonomi, sawit, karet, batubara, deputi gubernur bi, mirza adityaswara

BI: Sumatera jangan bergantung pada komoditas

Ilustrasi - komoditas kelapa sawit (FOTO ANTARA)

....Perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini karena sangat bergantung kepada komoditas, sedangkan kita tahu harga komoditas andalan seperti sawit saat ini hanya tinggal 40 persen dari harga tertingginya....
Bengkulu, (ANTARA Sumsel) - Bank Indonesia (BI) menyarankan agar wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak hanya menggantungkan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dari penjualan komoditas saja karena harganya yang saat ini turun.

"Perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini karena sangat bergantung kepada komoditas, sedangkan kita tahu harga komoditas andalan seperti sawit saat ini hanya tinggal 40 persen dari harga tertingginya," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat berbicara dalam Seminar Ekonomi Terkini Semester I BI di Bengkulu, Kamis.

Ia menyebutkan harga komoditas unggulan lain seperti karet juga mengalami penurunan dan saat ini hanya tinggal 30 persen dari harga tertinggi.

"Batubara juga begitu, dulu memang bisa dijual dengan harga 50 dolar AS (per ton), tetapi sekarang tidak lebih dari 40 dolar AS," kata dia.

Harga komoditas, kata Mirza, sangat bergantung pada perekonomian global. Jika perekonomian dunia tertekan maka harga komoditas juga mengalami penurunan.

"Harga tidak bisa kita yang tentukan, tetapi dunia yang menentukan, sementara kita tahu dunia juga sedang mengalami perlambatan perekonomian, seperti Tiongkok yang sebelumnya tumbuh  di atas 10 persen, kini hanya tinggal setengahnya," katanya.

Hal yang sama juga sedang terjadi di Eropa bahkan Yunani saat ini mengalami krisis ekonomi yang ketiga kalinya.

"Sementara di Indonesia, pertumbuhan ekonomi saat ini berada pada 4,6-4,7 persen, Sumatera hanya tumbuh 2,8 persen, Kalimantan 1,3 persen, Jawa masih di angka lima persen, Bali di atas enam persen, dan Sulawesi tujuh persen," katanya.

Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Bali tetap tinggi karena mereka ditopang oleh sektor pariwisata.

Menurut dia, jika Indonesia ingin perekonomian tumbuh positif di atas lima persen, cara yang paling efektif antara lain menjadikan sektor pariwisata sebagai pondasi perekonomian.

"Saya yakin pariwisata bisa menjadi salah satunya pondasi perekonomian. Melihat Bali yang mengandalkan pariwisata, saya berharap provinsi lain tidak lagi bergantung pada pertanian dan tambang saja, mari lakukan diversifikasi penopang perekonomian," katanya.