Titik panas di Sumsel kembali meningkat

id titik paans, hotspot, ,meningkat, jumlah hotspot meningkat

Titik panas di Sumsel kembali meningkat

Ilustrasi - Peta sebaran hotspot. (Foto Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

...Jumlah titik panas di wilayah provinsi ini dalam dua hari terakhir terpantau cukup banyak mencapai 66 titik...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Jumlah titik panas atau "hotspot" di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada musim kemarau Agustus 2015 kembali meningkat setelah sebelumnya sempat menghilang karena terdapat sering hujan dan upaya pengeboman air.

Jumlah titik panas di wilayah provinsi ini dalam dua hari terakhir terpantau cukup banyak mencapai 66 titik, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan, sebaran titik panas berdasarkan pemantauan melalui satelit NOAA 18 pada 12-13 Agustus 2015 di wilayah Sumsel tidak terpantau "hotspot" namun melalui satelit Aqua/Terra Modis terpantau 66 titik.

Titik panas tersebut tersebar di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Lahat dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan masing-masing satu titik panas, kemudian di Banyuasin dan Ogan Komering Ulu masing-masing dua titik, Musi Rawas tiga titik panas.

Kemudian di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur terdeteksi empat titik panas, Musirawas Utara lima titik, Muaraenim tujuh titik, Pali sembian titik, Ogan KOmering Ilir 16 titik, dan Kabupaten Musi Banyuasin terdeteksi 16 titik panas.

Sementara wilayah Sumatera lainnya berdasarkan pemantauan melalui satelit Aqua/Terra Modis seperti Provinsi Bengkulu terdeteksi dua titik panas, Bangkabelitung empat titik, dan Jambi terdeteksi 33 titik panas, katanya.

Menurut dia, jumlah titik panas tersebut diprakirakan dalam beberapa hari ke depan terus mengalami peningkatan karena suhu udara cenderung meningkat.

Melihat kondisi suhu dara dan jumlah titik panas cenderung meningkat, masyarakat yang berada di daerah yang kini terpantau terdapat titik panas, diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadinya kebakaran hebat yang bisa menimbulkan kerugian materi serta bencana kabut asap berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan gangguan penerbangan, pelayaran, serta aktivitas masyarakat lainnya, kata Indra.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan beberapa langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap yang berpeluang terjadi pada musim kemarau ini dengan mengimbau masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan.

Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan bencana kabut asap yang bisa mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat, dan sesuai dengan maklumat Kapolda Sumsel pelakunya akan dikenakan sanksi hukum.

Selain itu pihaknya juga menyiapkan tindakan penanggulangan dengan menyiagakan petugas yang sewaktu-waktu diturunkan untuk melakukan operasi pemadaman lahan yang terbakar melalui darat dan udara, ujar Yulizar.