Mendorong pariwisata Sumsel menuai berkah Asian Games

id pariwisata sumsel, bidar, perahu, jembatan ampera, bkb

Mendorong pariwisata Sumsel menuai berkah Asian Games

Ilustrasi---Sejumlah Warga Kota Palembang menikmati kembang api pada malam tahun baru 2014 dari kawasan Pasar 16 Ilir Palembang,Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

...Wisatawan Asia itu berbeda, mereka mau mencoba apapun, berani makan di pinggir jalan, hingga dikenal sangat gila belanja. Berbeda dengan wisatawan asal Eropa yang terkadang lebih suka berdiam di hotel dan membaca buku...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Sektor pariwisata Tanah Air diharapkan menuai berkah di saat Asian Games berlangsung di Palembang dan Jakarta pada tahun 2018.

Manajer Promosi Pariwisata Indonesia di Singapura Kementerian Pariwisata Sulaiman Shehdek dalam sebuah seminar pariwisata di Palembang, beberapa waktu lalu mengatakan sudah sepatutnya sektor pariwisata digenjot pertumbuhannya sehingga banyak keuntungan yang diperoleh tuan rumah Asian Games.

"Wisatawan Asia itu berbeda, mereka mau mencoba apapun, berani makan di pinggir jalan, hingga dikenal sangat gila belanja. Berbeda dengan wisatawan asal Eropa yang terkadang lebih suka berdiam di hotel dan membaca buku," ujar Shehdek.

Ia mengemukakan, pada Asian Games mendatang dipastikan para pendatang tidak hanya ingin menghabiskan waktu di arena pertandingan, tapi juga berkeinginan menjajal wisata belanja dan wisata kuliner, hingga wisata sejarah.

"Sementara, yang menjadi pertanyaan saat ini apakah pariwisata Palembang bisa memenuhi keinginan para pendatang ini? Jika tidak dimanfaatkan maka sangat sayang sekali. Malahan, Asian Games ini adalah gerbang bagaimana memperkenalkan wisata Palembang ke mata dunia," kata dia.

Keinginan menuai berkah pariwisata ini akhirnya diwujudkan Pemkot Palembang dalam rencana membangun kawasan wisata sungai.

Salah satunya dengan membangun pusat kuliner di dekat Sungai Musi yang menjadi bagian dari proyek pembangunan kawasan wisata sungai pertama di Indonesia pada tahun depan.

Pelaksana Tugas Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan pusat kuliner itu direncanakan di dekat Pasar 16 Ilir yang berhadapan muka dengan Sungai Musi dan Jembatan Ampera.

"Di kawasan Sungai Musi terutama di Benteng Kuto Besak sudah banyak sekali pedagang makanan dan minuman, tapi belum tertata. Nanti jika sudah ada pusat kuliner, mereka akan dirangkul sehingga kawasan ini menjadi benar-benar cantik dan layak jadi lokasi wisata kelas dunia," katanya.

Ia mengatakan keberadaan pusat kuliner ini adalah bagian penting dari rencana menjadikan Palembang sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki wisata sungai.

Semangat untuk mencapai target itu, menurut Harnojoyo, dilatari juga telah terjalinnya kerja sama dengan BUMN pengembang pariwisata PT "Indonesia Tourism Development Corporation" (ITDC).

Belum lama ini, Pemkot dan PT ITDC telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangan beberapa kawasan di Sungai Musi menjadi lokasi wisata.

Proyek besar dari kerja sama ini yakni pembangunan hotel dengan 20 lantai di tepi Sungai Musi bekerja sama dengan PT Sahid Group.

"Perencanaan sedang disusun, semoga saja akhir tahun ini sudah ada geliatnya sehingga pada 2016 sudah ada pekerjaan fisik. Harapannya tak lain, hotel sudah bisa digunakan ketika Asian Games digelar di Palembang pada 2018," kata dia.

PT ITDC tertarik mengembangkan tiga kawasan di Palembang menjadi lokasi wisata yakni Pulau Kemaro, Pulokerto, dan Seberang Ulu.

Selain merencanakan pusat kuliner di kawasan sungai, Pemkot juga berniat menjadikan Jembatan Ampera sebagai pusat kuliner di malam hari setelah Jembatan Musi IV selesai dibangun.

    
Gandeng Thailand
    
Untuk mewujudkan kawasan wisata sungai pertama di Indonesia ini, Pemerintah Kota Palembang telah menggandeng Thailand untuk mengembangkan Sungai Musi sebagai pusat lokasi wisatanya.

Staf ahli Pemerintah Kota Palembang bidang pembangunan, ekonomi, dan investasi Sudirman Tegoeh mengatakan, Palembang ingin mencontoh Thailand dalam mengembangkan wisata sungai karena negara itu berhasil menduniakan Sungai Chao Phraya sebagai tujuan wisatawan asing.

Ia mengemukakan, keinginan ini mendapatkan respons positif dari Thailand ketika menerima jajaran pejabat pemkot akan berkunjung ke Negeri Gajah Putih tersebut beberapa waktu lalu.

"Secepatnya, apa yang dilakukan Thailand akan diadopsi Palembang karena memiliki kemiripan yakni sama-sama menawarkan wisata sungai," kata dia.

Terkait dengan kebutuhan dana, menurutnya, PT ITDC yang akan bertanggung jawab karena ranah pemkot sebatas regulasi dan penyediaan lahan.

"Harapannya setelah MoU dengan Said Group terkait pembangunan hotel 20 lantai, ITDC dapat langsung bergerak sehingga progresnya pada tahun depan sudah terasa," ujar dia.

Mengenai kemampuan PT ITDC dalam merealisasikan rencana ini, menurutnya Pemkot tidak meragukan karena BUMN ini telah berhasil mengawal dua tempat wisata, yakni Nusa Dua Bali dan Mandalika Lombok.

"Seperti Mandalika yang telah menerima kucuran dana Rp1,3 triliun untuk pembangunan fasilitas penunjang, begitu pula yang diinginkan Palembang setelah kawasan Sungai Musi digarap," kata dia.

Ia menjelaskan, secara historis diketahui Palembang merupakan kota bersejarah bagi warga Tionghua karena ada kisah percintaan yang abadi antara Tan Bun An dan Siti Fatimah. Kemudian menjadi jalur perniagaan Laksamana Cheng Ho yang terbentang dari Aceh hingga Bali.

"Kisah-kisah ini sudah lama ada, dan ini suatu potensi yang luar biasa. Setiap tahun Pulau Kemaro selalu dikunjungi ribuan orang saat perayaan Imlek, belum lagi ribuan peziarah datang dari beberapa negara di Asia ke Masjid Ki Merogan dan Masjid Lawang Kidul," kata dia.

Namun, ia menjelaskan, potensi pariwisata Kota Palembang itu belum tergarap maksimal karena tidak dikelola secara utuh terkait dengan tiga komponen dasarnya, yakni sumber daya manusia, regulasi dan infrastruktur.

Melalui ITDC ini, Pemerintah Kota Palembang berharap sektor pariwisata akan tumbuh dengan percepatan mengingat akan berperan sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

"Untuk regulasi, pemerintah kota sudah ada keberpihakan karena sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi visi dan misi pembangunan kota ke depan, sementara untuk infrastruktur akan digenjot mulai tahun ini melalui kerja sama dengan pihak ketiga dengan format bagi hasil, BOT  hingga penyertaan modal," ujar dia.

Hanya saja, kendala yang akan dihadapi yakni mengubah cara pandang masyarakat mengenai sektor pariwisata karena sejak lama menggangap bidang ini kurang berpotensi menghasilkan uang.

"Budaya masyarakat Kota Palembang dalam melayani para pendatang, tentunya berbeda dengan kota lain seperti Yogyakarta dan Bali. Warga kita sendiri masih binggung ketika ada yang bertanya tempat wisata yang ada di Palembang, ini menjadi salah satu kekurangan mendasar," kata dia.

Kota Palembang memiliki sejumlah potensi wisata, yakni wisata religi, wisata kuliner, wisata belanja, wisata sejarah/heritage.

Selain fokus membenahi sarana dan prasarana pariwisata, Sumsel juga fokus pada konten pariwisata itu sendiri.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan Irene Camalyn mengatakan saat ini Palembang masuk dalam paket wisata jalur sutra Laksamana Cheng Ho yang digagas Kementerian Pariwisata.

Meski Cheng Ho singgah ke banyak tempat di Indonesia tapi warga Palembang menyakini bahwa laksamana bernama asli Ma He ini tinggal dalam rentang cukup lama di "Bumi Sriwijaya" karena perannya dalam penyebaran agama Islam.

"Dengan sejarah yang demikian kental ini, seharusnya Kota Palembang ini yang menjadi tujuan wisata utama warga Tiongkok di Indonesia. Oleh karena itu, Sumatera Selatan serius menggarap wisata sejarah dan religi ini karena menginginkan porsi besar dalam wisata jalur sutra napak tilas perjalanan Laksamana Cheng Ho," kata Irene beberapa waktu lalu.

Saat ini, wisatawan berkunjung ke Indonesia sekitar 35 persen tertarik terhadap faktor alam, seperti ekologi dan kelautan. Sekitar 60 persen tertarik kuliner, religi, dan sejarah, sementara peminat wisata buatan seperti pertunjukan dan beragam pameran hanya 5 persen.

Sementara ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Sumsel sekitar 3.000.000 jiwa per tahun, sedangkan tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisatan Provinsi Sumsel menargetkan meningkat pesat hingga menebus 5.000.000 orang.  
    
Kini, saatnya bagi Sumatera Selatan meraih berkah dari sektor pariwisata setelah cukup dikenal di mancanegara karena perannya menjadi tuan rumah berbagai ajang olahraga skala internasional.