Lubuklinggau endemik tumbuh bunga bangkai

id bunga bangkai, endemik bunga bangkai

Lubuklinggau endemik tumbuh bunga bangkai

Ilustrasi - Bunga Bangkai mekar (Foto antarasumsel.com)

Lubuklinggau (ANTARA Sumsel) - Kawasan obyek wisata Bukit Sulap, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, salah satu endemik tumbuhnya bunga bangkai, sehingga tidak heran kalau setiap tahun ada tumbuh bunga langka tersebut.

"Sekarang Bunga Bangkai (Amorphophallus Titanum) itu tumbuh mekar di kaki Bukit Sulap sejak lima hari lalu dan menjadi salah satu tontonan para pengunjung," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat(TNKS) Wilayah V Sumsel Miskun, Kamis.

Ia mengatakan kawasan Bukit Sulap itu menjadi endemik bunga bangkai karena masuk kawasan TNKS yang ada di Kelurahan Ulak Surung, Kota Lubuklinggau,

Lokasi tumbuh bunga bangkai itu, hanya berjarak sekitar tiga meter dari jalan raya menuju obyek wisata Bukit Sulap, atau ditebing bagian kiri jalan (jika dari Jalan Bengawan Solo) namun lokasinya tertutup semak belukar.

Bunga bangkai berkelopak warna merah hati dengan mahkota berwarna kehitaman itu ditemukan warga yang melintasi lokasi tersebut sekitar lima hari lalu.

Awalnya warga yang mengendus bau menyengat, lalu mendekati sumber bau itu, ternyata ada sebatang bunga bangkai tumbuh dibalik semak-semak tersebut.

Setiap tahun dilokasi kawasan Bukit Sulap, sering dijumpai bunga bangkai tersebut, namun lokasinya berpindah-pindah.

Lokasi bunga langka itu sulit didetiksi karena tempat sering tersenbunyi di semak-semak atau dibawah pohon, priode tumbuhnya bunga bangkai itu, antara bulan September - Nopember dan mampu mekar antara tujuh hingga sepuluh hari.

Ia mengimbau kepada masyarakat, bila menemukan tumbuhan bunga berbau tak sedap itu jangan dirusak karena habitatanya akan hilang.

Tumbuhan itu hampir sama dengan bunga Rafllesia Arnoldi yang acap kali tumbuh dikaki Bukit Barisan Sumatera di wilayah Bengkulu, ujarnya.

Andi salah seorang penemu bunga bangkai itu mengatakan awalnya ia meraa curiga ada bau tak sedap pada semak belukar dipinggir jalan menuju obyek wisata Bukit Sulap tersebut.

"Saya bersama teman penasaran ingin melihat bau busuk itu, siapa tahu bangkai manusia dibuang di pinggir jalan, setelah ditemukan bau tak sedap itu ada pohonya setinggi 50 centi meter," ujarnya.

Sejak itu pengunjung bergantian melihat bunga langka yang sedang mekar tersebut, meskipun menimbulkan bau busuk namun antusias masyarakat ingin tahu cukup banyak, ujarnya.