Tekuni profesi mengupas kelapa melawan himpitan ekonomi

id profesi, kelapa, kupas, petani kelapa,

Tekuni profesi mengupas kelapa melawan himpitan ekonomi

Sunudin (50) sedang mengupas kelapa. (Foto Antarasumsel.com/Banu Sungkowo/15/den)

....Setiap hari ia bisa mengupas 2.000 buah. Kelapa yang dikupas ini biasanya langsung dimuat ke truk jenis kontainer untuk di ekspor ke Tiongkok....
Banyuasin (ANTARA Sumsel)- Menjadi pengupas kelapa upahan mungkin bukan profesi pilihan bagi warga Dusun Parit Teluk Payo Kecamatan Sungsang Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, tapi faktor ekonomi yang membuat mereka terpaksa menekuni profesi tersebut.

Ribuan kelapa yang diturunkan dari kapal tongkang melalui jalur parit atau anak sungai yang dibuat sebagai jalur masuk kapal tongkang penggangkut kelapa bertumpuk dipinggiran sungai.

Aziz (50) tahun, salah seorang pengupas mengambil satu persatu kelapa untuk dikupas menggunakan alat khusus. Ia terlihat sambil sesekali menyeka keringat dari keningnya dan terus dengan sigap mengupas
kelapa kering yang bertumpuk di sekelilingnya.

Ia menuturkan upah mengupas kelapa Rp100 per buah, satu hari ia bisa mengupas 1.000 hingga 2.000 buah kelapa. Pekerjaan sebagai pengupas kelapa ini ia lakukan lebih dari 15 tahun.

Faktor keadaan serta ekonomi, membuat pria (50) tahun ini harus menekuni usaha ini. Harga upah kupas kelapa ini sudah naik tiga kali lipat dari sebelumnya. 

"Dulu upah mengupas kelapa hanya Rp25 perbuah. Pekerjaan mengupas kelapa di daerah ini tidak pernah putus" katanya.

Begitu juga Sunudin (47) teman Aziz yang telah menjalani pekerjaan sebagai pengupas kelapa upahan sejak tahun 1996. Ia terlihat mahir sekali dalam mengupas kulit kelapa. Dalam hitungan detik kedua  tanganya yang lincah dan terlatih itu bisa mengupas lebih dari lima buah.

Sunudin menjelaskan mengupas kelapa dengan serabut kering lebih mudah dari pada mengupas kelapa dengan serabut masih berwarna hijau atau basah.

Setiap hari ia bisa mengupas 2.000 buah. Kelapa yang dikupas ini biasanya langsung dimuat ke truk jenis kontainer untuk di ekspor ke Tiongkok. 

"Kelapa yang sudah dikupas ini tidak pernah menumpuk, usai dikupas langsung di muat ke kontainer," kata Sunudin.

Tak hanya laki-laki, kaum perempuan di Dusun Parit VI Teluk Payo Kecamatan Sungsang ini juga melakoni ptofesi yang sama, seperti Suryati(48) menjadi pengupas kelapa untuk kopra sudah dilakoninya lebih dari 15 tahun.

Ia menuturkan upah kupas buah kelapa untuk dijadikan kopra R350 perkilonya. Setiap hari ia bisa mengupas 200 kg kelapa untuk kopra.

Ia menambahkan untuk batok kelapa sisa dari kopra ini biasanya di bakar dan dijadikan arang. Harga arang dari batok kelapa umayan bagus Rp3.000 perkilogram.

Ia mengakuI pekerjaan mengupas kelapa ini sudah menjadi usaha warga di wilayah Parit Dusun Teluk Payo secara turun-temurun. Warga di lokasi ini kebanyakan berasal dari Sulawesi, baik dari Suku Wajo maupun Bone.

Sebelum akses jalan Tanjung Api-Api ini ada mereka sudah menempati wilayah ini. "Warga lain dari dari suku kami juga masih tinggal di pesisir laut, di lokasi sekitar pantai Tanjung Api-Api," katanya. 
Mereka kebanyakan menjadi nelayan dan pencari ikan.

Pekerjaan ini dilakukan untuk satu harapan, bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Ia juga berharap anak serta cucunya akan lebih baik rezeki dan usahanya kelak.