Kirab Budaya Sriwijaya jadi daya tarik wisatawan

id kirab, kirab ritual

Kirab Budaya Sriwijaya jadi daya tarik wisatawan

Ritual kirab Budaya Sriwijaya etnis Tionghoa (Foto: antarasumsel.com/ Evan Ervani/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Ritual Kirab Budaya Garuda Sriwijaya yang menggambarkan perjalanan masuknya agama Budha di Kota Palembang Sumatera Selatan, ternyata menawarkan keunikan serta kekhasan budaya etnis Tionghoa memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Budaya tersebut kini sedang dikembangkan oleh pihak Kementerian Pariwisata RI menjadi salah satu destinasi wisata berbasis tradisi dalam menarik minat wisatawan berkunjung ke Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, kata Asisten Deputi Pengebangan Destinasi Wisata Budaya Kementerian Pariwisata RI, Lokot Ahmad Enda di Palembang, Selasa.

Dijelaskannya, tradisi ritual ini dimulai dengan penyambutan rupang Buddha dan patung dewa atau lebih dikenal Pratime yang dibawa oleh sejumlah biksu memasuki Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya di kawasan Jalan Sayangan Pasar 16 Ilir Palembang.

Dilanjutkan dengan melakukan upacara suci api homa dipimpin oleh seorang Bikku Va Lian Yuan, ratusan etnis Tionghoa memanjatkan dona kepada Sang Pencipta seraya membakar sesembahan berupa dupa dan sesajen lainnya, karena dipercaya api homa tersebut dapat menghapus serta menghilangkan aura negatif dan juga menolak balak, katanya.

Menurut dia, setelah melakukan berbagai ritual puluhan rupang atau patung dewa ini dibawa dan diarak dalam kirab laut menuju ke Sungai Musi menggunakan tiga unit tongkang atau berahu berukuran besar kapasitas puluhan orang, puluhan patung dewa disembahyangkan di Klenteng Ta Pekong di Pulau Kemaro.

Ia menilai, ini adalah salah satu daya tarik wisata dikemas dalam sebuah tradisi yang bisa mendatangkan wisatawan, sehingga mampu menjadi magnet dan harus tugas pemerintah di sini bagaimana mempromosikannya.

Sementara, menurut Anggota Penggagas Kirab Budaya Sriwijaya, Chandra Wijaya Pasadena, etnis Tionghoa punya seni budaya yang cukup besar termasuk pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya merupakan terbesar di dunia saat itu selama ini sudah tenggelam, dan mencoba untuk membangkitkan kembali dan mengenalkannya pada anak cucu melalui kirab tersebut.

Asisten Deputi Pengebangan Destinasi Wisata Budaya Kementerian Pariwisata RI, Lokot Ahmad Enda menambahkan, saat ini sangat diperlukan dukungan semua pihak untuk dapat lebih mengembangkan potensi wisata khususnya berbasis tradisi yang ada di Sumatera Selatan, sehingga nantinya dapat dikemas lebih baik dan berkelanjutan.

Hal yang lebih penting lagi mengenai informasi kegiatan apa saja di Sumsel menarik wisatawan dapat disenergikan dengan program Kementerian Pariwisata di tahun mendatang, katanya.