Mampukah GMT dongrak pendapatan?

id gerhana, gerhana matahari, gerhana matahari, kota palembang, jembatan musi

Mampukah GMT dongrak pendapatan?

Warga menyaksikan gerhana matahari total di atas Jembatan Ampera Palembang, Sumsel, Rabu (9/3). (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/16/den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Fenomena alam gerhana matahari total yang akan melintas di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang, tentunya disambut baik bagi para pengrajin dan mereka yang bergerak di industri pariwisata.

Gerhana matahari total (GMT) sangat jarang terjadi dan momen ini menjadi salah satu upaya para pengrajin dan pengelola hotel di Palembang dalam meningkatkan pendapatan karena tentunya banyak tamu yang akan datang ke kota "pempek" tersebut.

Apalagi, pemerintah provinsi setempat juga akan menggelar berbagai kegiatan seni dan budaya dalam rangka GMT pada tanggal 9 Maret mendatang. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Palembang.

Oleh karena itu, para pengrajin di Palembang ikut mengambil bagian dengan menyiapkan berbagai kerajinannya untuk ditawarkan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara seperti halnya yang dilakukan pengrajin songket Palembang Fikri Koleksi.

"Kita sudah menyiapkan berbagai macam cendera mata untuk ditawarkan kepada mereka yang datang ke kota ini," kata Manajer Operasional Fikri Koleksi M. Hasan di Palembang.

Dalam menyambut gerhana matahari total, pihaknya menambah cendera mata, seperti kotak tisu, dompet wanita dan pria, serta tas wanita berbahan songket khas Palembang.

Selain itu, ada pula miniatur Jembatan Ampera, rumah limas yang merupakan ciri khas Palembang, guci, gantungan kunci, jilbab, dan sebagainya dengan harga bervariasi.

Kemudian, mereka juga menyiapkan baju kaus karena biasanya ini paling banyak dicari bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Ia menyebutkan harga cendera mata paling murah Rp15 ribu, sedangkan paling mahal Rp250 ribu untuk tas wanita dari bahan baku songket.

Khusus kain songket harganya mulai Rp2 juta hingga Rp50 juta per potong.

Untuk cendera mata dan kain songket ini ada yang dibuat sendiri dan ada pula membantu pengrajin lainnya di daerah ini.

"Benang emas untuk membuat kain songket itu sendiri diimpor dari Tiongkok dan India, tetapi kita tidak mengimpor secara langsung," katanya.

Para pengrajin dan pengelola hotel di Palembang juga mengharapkan banyak kegiatan di kota itu, baik dalam skala nasional maupun internasional, karena para tamu dan undangan yang menghadiri kegiatan itu biasanya berbelanja cendera mata dan menginap.

"Kita berharap banyak kegiatan dilaksanakan sehingga banyak tamu yang berbelanja," kata M. Hasan.

Pada tahun lalu, kata dia, sedikit sekali kegiatan yang dilaksanakan di Palembang sehingga pendapatan yang diperoleh juga sedikit.

"Mudah-mudahan tahun ini banyak lagi kegiatan yang dilaksanakan di Palembang, baik skala nasional maupun internasional," katanya.

Mereka juga sudah menyiapkan tempat parkir di tempat usaha yang bisa menampung lima bus sehingga kalau ada yang datang membawa tamu rombongan dengan menggunakan kendaraan itu dapat ditampung.

Kalau selama ini yang banyak berbelanja kain songket, baju dan cendera mata adalah orang luar Sumatera Selatan.

"Yang membeli kerajinan kita itu sekitar 85--90 persen adalah tamu dari luar Sumatera Selatan, sedangkan dari Palembang sendiri sekitar 10 persen," ujarnya.

Tamu dari luar Sumsel itu kalau di Indonesia, seperti dari Medan, sedangkan dari luar negeri, yakni Malaysia.

"Jadi, harapan kita pada saat GMT nanti banyak tamu yang datang ke sini untuk berbelanja berbagai kerajinan songket Palembang," katanya.



Pemesanan Hotel

Sementara itu, pengelola hotel di Palembang juga menyatakan optimistis semua kamar yang ada terisi penuh oleh para tamu, baik dalam negeri maupun wisatawan mancanegara, untuk menyaksikan fenomena alam gerhana matahari total pada tanggal 9 Maret mendatang.

"Kita optimistis semua kamar terisi 100 persen dalam menyambut gerhana matahari total pada tanggal 9 Maret mendatang," kata General Manager Hotel Batiqa Ayub Zailani.

Ia mengatakan bahwa para tamu sudah banyak memesan kamar untuk menyaksikan gerhana matahari total di Palembang, seperti dari komunitas kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung yang memiliki grup fotografi.

"Dari 160 kamar yang ada sebagian besar sudah dipesan atau hanya tersisa 23 kamar lagi. Oleh karena itu, kami optimistis bisa terisi semua pada saat GMT nanti," tuturnya.

Sehubungan adanya GMT di Kota Palembang nanti, pihaknya juga menyediakan tempat khusus bagi tamu hotel untuk bisa melihat langsung fenomena alam yang terjadi itu di lantai paling atas.

"Jadi, kita siapkan di lantai 11 bagi tamu hotel yang ingin menyaksikan langsung GMT tersebut dengan kapasitas sekitar 30 orang," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan kacamata khusus di kamar-kamar tamu yang bisa digunakan untuk melihat langsung GMT tersebut.

Kacamata khusus yang bisa melihat langsung GMT itu akan diberikan pada tanggal 8--9 Maret nanti.

Mengenai tarif hotel sendiri dalam rangka GMT tersebut, dia mengatakan sedikit naik dari tarif normal.

"Tarifnya bermacam-macam. Misalnya, tarif standar sekitar Rp525 ribu per malam," katanya sambil memperlihatkan ruangan kamar berikut fasilitas di dalamnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumsel Irene Camelyn Sinaga menyatakan bahwa pihaknya perlu melakukan persiapan menyambut gerhana matahari total.

Hingga saat ini, telah terdata warga dari 12 negara melakukan pemesanan (reservasi) untuk dapat menyaksikan fenomena alam langka itu, antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Singapura, dan Malaysia.

"Saat ini untuk persiapan menggelar acara saat terjadi gerhana matahari total itu tetap berjalan dan terus kami lakukan," katanya lagi.

Pihaknya sedang menyiapkan berbagai acara, seperti makan bersama di atas Jembatan Ampera dan sejumlah pementasan seni dan budaya.

"Jadi, ini lebih pada seni budaya dan tradisi, kami mengundang para pelaku usaha juga," katanya.

Nanti pada saat gerhana matahari total itu akan dilakukan salat gerhana matahari di Masjid Agung Palembang dan di Kampung Al Munawar.

Selanjutnya, kata dia, di Kampung Al Munawar itu akan ditampilkan pula pertunjukan seni budaya dan makan bersama ala Arab.

Sementara itu, Gubernur Sumsel H. Alex Noerdin juga mengajak para pimpinan dan anggota DPRD provinsi setempat untuk menyaksikan GMT itu secara bersama-sama pada tanggal 9 Maret mendatang.

Gerhana matahari total ini melintasi tujuh daerah, sedangkan yang di ibu kota provinsi hanya di Kota Palembang, sementara yang lainnya di daerah pantai.