Bupati pun tak luput dari narkoba

id narkoba, bupati ogan ilir, Ahmad Wazir Nofiandi, bnn sumsel, sabu sabu

Bupati pun tak luput dari narkoba

Tersangka dugaan penyalahgunaan narkoba jenis Sabu, Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Ahmad Wazir Nofiandi dihadirkan dalam konferensi pers di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta, Senin (14/3). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

...Jika memang terbukti melakukan tindak pidana, artinya sudah ada pelanggaran etik keteladanan sebagai pejabat pemerintah atau pejabat negara, sehingga mesti dinonaktifkan...
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Narkoba menyerang siapa saja tanpa memandang latar belakang seseorang, mulai dari rakyat jelata hingga pemimpin daerah.

Demikian yang saat ini sedang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Bupati Ahmad Wazir Nofiandi (27) yang baru dilantik pada 17 Februari 2016 digelandang petugas Badan Narkotika Nasional, Minggu (13/3) malam, karena terbukti menggunakan narkoba berdasarkan hasil tes urine.

Bupati termuda dalam pemenang Pilkada Serentak 2016 di Sumsel ini, berdasarkan tes urine sesaat setelah penggrebekan diketahui positif mengandung zat terlarang methamphetamine.

Bersama empat rekannya, Ahmad Wazir Nofiandi ditetapkan BNN sebagai tersangka dan sudah diberangkatkan ke Jakarta, Senin (14/2) siang untuk menjalani proses hukum lanjutan.

Keempat tersangka lainnya itu, dua orang PNS di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur FR dan PNS Rumah Sakit Ernaldi Bahar DA, serta dua orang lainnya dari swasta yakni M dan J.

Kepala BNN Provinsi Sumatera Selatan Brigjen Pol M Iswandi Hari mengatakan tersangka Ahmad Wazir Nofiandi sudah diincar sejak tiga bulan lalu karena dicurigai sebagai pemakai.

Bahkan salah seorang petugas BNN pusat mengatakan Ahmad Wazir Nofiandi diduga kuat menggunakan narkoba jenis shabu-shabu saat pelantikan bupati di Palembang bersama bupati dan wakil bupati lainnya pada 17 Februari.

Brigjen Pol M Iswandi mengatakan penangkapan bupati ini merupakan pengembangan dari penangkapan kurir narkoba di Ogan Ilir yang mengaku menjadi pemasok narkoba bagi sang bupati muda.

"Untuk kasus bupati OI ini, BNNP Sumsel pada sifatnya mendukung saja, sementara yang mengurus semuanya dari BNN pusat. Termasuk mendatangkan sekitar sembilan personel dari Jakarta untuk penggrebekan," kata dia.

Tim BNN pusat yang dikomandani AKBP Wasto mendatangi kediaman orang tua Ahmad Wazir Nofiandi yakni rumah Mawardi Yahya yang merupakan mantan bupati OI di Jalan Musyawarah, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang, sekitar pukul 18.20 WIB pada Minggu malam.

Namun, para petugas BNN ini baru bisa masuk ke dalam rumah sekitar pukul 22.00 WIB karena terjadi ketegangan dengan petugas keamanan rumah bupati.

Itu pun setelah petugas mendobrak pagar depan rumah.

Beberapa orang ditangkap ketika berupaya melarikan diri dengan memanjat pagar dan bersembunyi di pekarangan rumah tetangga bupati.

Saat operasi dilakukan terdapat 18 orang berada di kediaman Ahmad Wazir Nofiandi, dan dari jumlah itu lima diantaranya yang diterbukti mengandung zat methamphetamine berdasarkan tes urine.

Saat petugas datang, Wakil Bupati OI HM Pandji Ilyas juga berada di lokasi sehingga turut digelandang ke kantor BNNP di Jakabaring.

Namun yang bersangkutan sudah keluar dari kantor BNNP sekitar jam 00.40 WIB Senin (14/3) karena berdasarkan hasil tes urine dinyatakan negatif.



    Mengejutkan

Penangkapan bupati OI ini cukup menghebohkan masyarakat Sumatera Selatan.

Pria yang berencana melepas lajang pada April ini, belum genap satu bulan menduduki kursi tertinggi di pemerintahan Ogan Ilir.

Sejak awal, Ofi, sapaan akrabnya sudah menarik perhatian. Usia yang masih muda dan masih lajang membuat sebagian pihak meragukan kemampuannya sebagai pemimpin daerah.

Bahkan, isu merupakan pengguna narkoba sudah merebak saat masa kampanye Pilkada Serentak.

Kemenangannya pun dianggap lantaran peran vital sang ayah yang telah memimpin Ogan Ilir selama dua periode.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi menyatakan tersangka Ahmad Wazir Nofiandi layak dinonaktifkan.

"Jika memang terbukti melakukan tindak pidana, artinya sudah ada pelanggaran etik keteladanan sebagai pejabat pemerintah atau pejabat negara, sehingga mesti dinonaktifkan," ujar Yuddy.

Menurut Menpan dan RB, hal ini sesuai dengan surat edaran MenPAN RB ke seluruh pejabat pembina kepegawaian bahwa Aparatur Sipil Negara yang terlibat kasus, mulai korupsi, narkoba atau lainnya, bisa dinonaktifkan atau diberhentikan sementara sambil menunggu ketetapan hukum di pengadilan.

Pengamat sosial politik asal Universitas Sriwijaya Djoko Siswanto mengatakan kejadian ini telah mencederai hati rakyat karena seorang pemimpin daerah terlibat narkoba.

"Ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah benar-benar darurat narkoba. Tidak pandang bulu, mulai dari rakyat biasa hingga pejabat pun terkena, secara etis sebenarnya sudah tidak layak menjadi pemimpin jika pada akhirnya terbukti," kata dia.

Ahmad Wazir Nofiandi terpilih menjadi bupati berpasangan dengan wakilnya Ilyas Pandji Alam setelah mengalahkan pasangan pembawa acara ternama Helmy Yahya-Muchendi Mahazarekki, dan pasangan ketiga peserta pilkada serentak Sobli Rozali-Taufik Toha.

Ia merupakan bupati termuda dalam Pilkada Serentak 2016 yang merupakan putra bupati sebelumnya yakni Mawardi Yahya yang telah memimpin Ogan Ilir selama dua periode.

Seusai pelantikan dirinya di Palembang, 17 Februari lalu, ia yang diwawancarai mengumbar rencananya mencetak 1000 orang pengusaha karena menginginkan Kabupaten Ogan Ilir tumbuh menjadi daerah yang produktif atau tidak sebatas daerah perlintasan dengan penduduk sekitar 500 ribu jiwa.

"Pemerintah kabupaten sudah memiliki program untuk memberikan pinjaman modal rendah bunga dan tanpa agunan kepada siapa saja warga Ogan Ilir yang mau menjadi pengusaha," kata Ofi.

Untuk itu, ia mengharapkan dukungan penuh dari masyarakat agar pada masa kepemimpinannya, kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Palembang dan Prabumulih dengan penduduk sekitar 500 ribu jiwa ini menjadi lebih sejahtera.

"Memang saya masih muda tapi banyak juga orang muda yang sukses di negeri ini. Saya juga tidak akan lepas dari dukungan dan arahan para `tetua` Ogan Ilir," kata Ofi.

Sejauh ini Kabupaten OI hanya dikenal sebagai tempat beradanya Kampus Universitas Sriwijaya dan daerah perlintasan karena berada 35 kilometer dari Palembang, ibu kota provinsi Sumsel.