Petani Jambi hentikan sementara aksi jalan kaki

id petani, petani jambi, aksi jalan kaki, aksi petani, konflik agraria, agraria

Petani Jambi hentikan sementara aksi jalan kaki

Petani Jambi yang meminta penyelesaian konflik agraria menghentikan sementara aksi jalan kaki mereka menuju Istana Negara saat mendatangi DPRD Sumatera Selatan di Palembang, Rabu,(6/4). (Foto Antarasumsel.com/Susilawati/16/den)

....Dalam perjalanan panjang itu ada banyak aral yang melintang mulai kondisi cuaca yang berubah-rubah, persediaan bahan makanan dan obat-obatan yang menipis....
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Petani Jambi yang meminta penyelesaian konflik agraria menghentikan sementara aksi jalan kaki mereka menuju Istana Negara, karena proses perundingan oleh perwakilan petani dengan pihak Kementerian Agraria telah membuahkan hasil.

"Petani Jambi memutuskan untuk menghentikan sementara aksi jalan kaki di Kota Palembang," kata Koordinator lapangan Joko Supriyadinata saat bersama petani mendatangi DPRD Sumatera Selatan di Palembang, Rabu.

Para petani itu sudah berjalan kaki selama 20 hari dari Jambi dan tiba di Kota Palembang dengan jarak yang mereka tempuh sejauh 278 kilometer.

Ia mengatakan dalam perjalanan panjang itu ada banyak aral yang melintang mulai kondisi cuaca yang berubah-rubah, persediaan bahan makanan dan obat-obatan yang menipis akibatnya ada 41 petani yang jatuh sakit.

Bersamaan dengan aksi itu proses perundingan juga dilakukan perwakilan petani yang tergabung dalam gerakan nasional pasal 33 UUD 1945 dengan pihak Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN serta pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah membuahkan hasil.

Karena itu, warga suku anak dalam (atau dikenal Orang Rimba) dan petani Jambi menghentikan sementara aksi jalan kaki di Kota Palembang dan selanjutnya akan kembali ke kampung halaman untuk menyiapkan konsolidasi sekaligus mengawal semua kemenangan awal tersebut, ujarnya.

Ia juga menyampaikan agar Presiden RI untuk segera menyatakan darurat agraria dan membentuk komite nasional reformasi agraria dan mengajak seluruh kaum tani Indonesia untuk menyatukan isu konflik agraria di seluruh Indonesia yang selama ini masih terpecah-pecah.

Sementara salah seorang petani, Abdulah berharap tanahnya yang dirampas dapat dikembalikan. "Kita hanya minta tanah kami kembali, karena sekarang makan saja susah," ujarnya.