Kabupaten Muratara siapkan berbagai langkah atasi kebakaran hutan

id kebakaran hutan dan lahan, kebakaran hutan, kemarau, bupati muratara, syarief hidayat

Kabupaten Muratara siapkan berbagai langkah  atasi kebakaran hutan

Kebakaran lahan di Desa Pulo Geronggang, Kab Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15)

Musirawas Utara (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musirawas Utara, Sumatera Selatan, telah mempersiapkan berbagai langkah dan sarana menghadapi musim kemarau panjang seperti tahun sebelumnya, terutama mengatasi kebakaran hutan dan lahan gambut.

"Kita tak mau lagi menjadi salah satu sumber asap seperti musim kemarau sebelumnya, saat ini pemerintah daerah secara rutin melakukan rapat koordinasi antara instansi, TNI/Polri untuk menghadapi musim kemarau tersebut," kata Bupati Musirawas Utara Syarif Hidayat di Musirawas Utara, Jumat.

Ia mengatakan rapat bersama itu membahas antisipasi dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan gambut.

Bila terjadi kemarau panjang tahun depan, katanya, semua instansi harus sudah siap menghadapi segala kemungkinan.

Apa lagi, katanya, daerah itu setiap tahun rawan bencana. Bila musim hujan terjadi banjir bandang dan pada musim kemarau masyarakat kekurangan air bersih serta terjadi kebakaran hutan.

Ia menjelaskan untuk mengantisipasi kemarau tahun depan, pemerintah kabupaten sudah mempersiapkan tim terpadu, mulai dari para tenaga penanggulangan bencana, Satpol PP, TNI/Polri.

"Agar kebakaran hutan tidak meluas pada kabupaten tetangga seperti sebelumnya," katanya.

Berdasarkan pengalaman musim kemarau lalu, pemerintah daerah setempat sudah menyiapkan berbagai sarana agar bila terjadi bencana, cepat ditanggulangi bersama dan tetap melibatkan masyarakat.

Wakil Bupati Musirawas Utara Devi Suhartoni mengatakan kabut asap pada kemarau 2015 menjadi keluhan daerah tetangga, apa lagi sumber asapnya sebagian berasal dari Kabupaten Musirawas utara.

"Saat itu kita belum ada persiapan karena bupatinya masih pejabat sementara, di samping menjadi daerah otonomi baru akhir 2013 sehingga persiapan sangat minim," katanya.

Pada kemarau tahun lalu, banyak warga kekurangan air bersih karena sebagian besar anak sungai menjadi kering, sedangkan operasional Perusahaan Daerah Air Minum belum optimal.

"Kemarau lalu, salah satu lokasi pengambilan air di Sungai Rupit, meskipun debitnya sudah sangat turun," ujarnya.