Boling Sumsel berharap berkah Asian Games

id bowling, boling

Boling Sumsel berharap berkah Asian Games

Atlet bowling putri Indonesia Nabila Alisha Larasati melempar bola pada kelas Duet Putri Asian Games ke-17 di Anyang Hogye Gymnasium, Incheon, Korsel, Jumat (26/9). ((ANTARA FOTO)

...Penyelenggaraan Asian Games ini benar-benar menjadi tonggak sejarah baru bagi boling Sumsel. Apa yang selama ini diimpi-impikan akan terwujud...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Keputusan Rapat Koordinasi Komite ke-4 Asian Games di Bali, Rabu, 11 Mei 2016 yang menetapkan pertandingan cabang olahraga boling dipindahkan dari Jakarta ke Palembang memunculkan semangat baru kalangan peboling Sumatera Selatan.

Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Persatuan Boling Indonesia (PBI) Sumatera Selatan Bambang Irawan di Palembang, Jumat (13/5), mengatakan, dengan dipindahkan ke Palembang maka kota ini akan memiliki sebuah arena boling berskala internasional yang artinya pembinaan atlet diharapkan akan kembali menggeliat.

Seperti diketahui, sudah sejak lama cabang olahraga ini terkatung-katung karena tidak adanya arena tempat atlet untuk berlatih.

Satu arena yang menjadi tumpuan atlet yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Palembang, terpaksa ditutup pengelola pada 2011 lantaran mengalami kerugian.

"Sejak tidak ada lagi arena di Palembang, atlet terpaksa latihan di Tanjungenim milik PT Bukit Asam, atau di Jakarta. Jika sudah begini tentunya sulit, biaya jadi membengkak dan hanya atlet yang memiliki uang saja yang bisa bertahan," kata dia.

Akibat ketidakadaan arena latihan di Palembang itu membuat prestasi boling Sumsel pun meredup.

Padahal saat PON tahun 2004 atlet wilayah ini sempat menyumbangkan medali bagi kontingen daerah.

"Penyelenggaraan Asian Games ini benar-benar menjadi tonggak sejarah baru bagi boling Sumsel. Apa yang selama ini diimpi-impikan akan terwujud," kata Bengbeng, sapaan akrabnya.

Cabang olahraga boling sebenarnya sudah berkembang sejak beberapa dekade lalu, pembinaannya mulai ditingkatkan ketika menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XVI di Palembang tahun 2004.

Keberadaan arena boling di salah satu pusat perbelanjaan modern di Palembang sejak 2004 terbilang turun andil dalam membantu perkembangan olahraga ini.

Namun, setelah arena bersifat komersial itu ditutup sejak dua tahun terakhir maka pusat pelatihan atlet Sumsel pun beralih ke Tanjungenim yakni di Arena Boling PT Bukit Asam.

Akibatnya, jumlah atlet pun mengalami kemerosotan yang pada akhirnya berdampak pada prestasi.

Hanya atlet yang berkantong tebal atau yang didukung orangtua yang tetap fokus dalam berlatih.

Salah seorang peboling muda Sumsel Kinanti mengatakan sejak lama mengimpikan adanya arena boling yang representatif di Palembang.

"Selama ini saya latihannya tidak pernah konsisten karena tidak ada arenanya di Palembang. Latihannya saat libur saja di Tanjungenim, atau ketika berlibur di Jakarta," kata Kinanti (17), atlet yang bercita-cita masuk pelatnas dan menjadi juara Asia.

Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel Ahmad Najib mengatakan keputusan pemindahan cabang olahraga boling ke Sumsel itu sejalan dengan permintaan dari Pengurus Besar Boling karena lokasi pertandingan di Ancol, Jakarta sudah tidak standar.

"Daripada renovasi dan masih juga belum standar dan ada ancaman banjir pula, akhirnya Rapat Koordinasi Komite menyetujui dipindah di Sumsel karena daerah ini bersedia membuat yang baru," kata dia.

Ia mengemukakan, Sumsel telah menyediakan dua alternatif yakni membangun di kawasan Palembang Icon Mall atau di kawasan Jakabaring Sport City.

"Saat ini sedang dikaji, mana yang paling pas, bisa bangun kedua-duanya atau salah satu. Tapi yang jelas, harus berstandar internasional," kata dia.

Menurut rencana, Sumsel akan bekerja sama dengan perusahaan swasta asal Singapura untuk membangun gedung boling dengan 60 lintasan di Jakabaring Palembang.



                                                                       Banjir

Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PBI) mengusulkan pemindahan tempat pertandingan karena arena di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, kerap banjir.

Sebagai gambaran, pelatnas boling pernah mengalami kebanjiran pada bulan Februari tahun lalu sehingga memaksa Pelatih Boling Nasional Thomas Tan meliburkan atlet selama sepekan meski saat itu tengah menjalani persiapan menuju SEA Games Singapura 2015.

Di samping memutuskan untuk meliburkan, pelatih boling juga terpaksa memindahkan lokasi latihan atlet ke boling center di kawasan Mal Artha Gading, Kelapa Gading.

Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Doddy Iswandi mengatakan sebelum mengusulkan telah berkoordinasi dengan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.

"Gubernurnya yang welcome sekali, jadi PBI sangat percaya diri bahwa usulan ini akan disetujui Dewan Olimpiade Asia (OCA)," kata dia.

Pada surat tertanggal 29 April nomor 068/KETUM/PBI/IV/2016 yang diteken Ketua PB PBI Suryo Bambang Sulisto menyatakan dukungan terhadap keinginan Gubernur Sumsel Alex yang ingin membangun lintasan boling demi kepentingan Asian Games.

Sementara itu, dalam Korkom di Bali tersebut diputuskan sebanyak 37 cabang olahraga resmi dipertandingkan pada Asian Games 2018, yang digelar di Jakarta dan Palembang.

Cabang olahraga tersebut terdiri dari 28 cabor Olimpiade, delapan cabor non-Olimpiade, dan satu cabor tambahan.

Keputusan Rapat Kordinasi Komite (Corcom) ke-4 yang digelar di New Kuta Hotel a Lexington Legacy, Bali pada 11 Mei 2016 ini tidak mengubah hasil Corcom ke-3 pada Januari lalu.

Corcom keempat hanya memutuskan pemindahan tempat pelaksanaan beberapa cabor, yaitu atletik akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno dari semula di Stadion Madya, dan cabor Bowling dipindahkan ke Palembang.

Sumsel juga harus mengubur harapannya untuk menggelar pertandingan untuk dua cabang olahraga lain yakni renang dan senam.

Terkait ini Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan bahwa daerah masih terus berjuang.

"Sumsel berharap tambahan tiga cabang olahraga saja, boling sudah didapat, tinggal dua lagi yakni renang dan senam. Saya melihat masih ada kesempatan, jika Jakarta dinyatakan toh tidak siap," kata dia.

Sebelumnya dalam Rapat Komite III di Jakarta pada 31 Januari 2016 diputuskan bahwa Sumsel kebagian 11 cabang olahraga di antaranya, sepak bola untuk babak penyisihan, kano/kayak, bola voli untuk babak penyisihan, dayung, menembak, triatlon, bola basket untuk babak penyisihan, sepak takraw, olahraga panjat tebing, tenis untuk babak penyisihan, dan soft-tenis untuk babak penyisihan.

Pembagian cabang ini membuat Sumsel kurang puas karena sedari awal membidik cabang olahraga bergengsi seperti atletik, renang, dan tenis lapangan, bahkan keinginan menggelar upacara penutupan Asian Games pun menjadi pupus setelah ditolak OCA.