Perusahaan Amerika Serikat minat investasi di Indonesia

id bkpm, minat investasi, perusahaan amerika serikat minat investasi, penanaman modal, modal, investasi

Perusahaan Amerika Serikat minat investasi di Indonesia

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi minat perusahaan asal Utah, Amerika Serikat, untuk berinvestasi di Indonesia.
       
Minat tersebut disampaikan dalam pertemuan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani dengan Letnan Gubernur Utah Spencer J. Cox yang merupakan Kepala Pemerintah Negara Bagian Utah di sela kunjungan kerja ke negeri Paman Sam.
       
"Letnan Gubernur menyampaikan bahwa saat ini Utah memiliki program ekonomi yang salah satunya adalah mendorong para pengusaha Utah untuk dapat berinvestasi di negara-negara lain dan berharap para pengusaha tersebut dapat melihat Indonesia sebagai lokasi yang potensial untuk perluasan bisnis," kata Franky dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
       
Letnan Gubernur Utah, dalam pertemuan itu mengemukakan bahwa negara bagian pimpinannya merupakan negara bagian yang memiliki pendapatan kelas menengah (middle income) tertinggi dan memiliki peluang untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
       
Perusahaan-perusahaan internasional yang berasal dari Utah, di antaranya jaringan Hotel Marriott, perusahaan software Adobe, serta perusahaan platform marketplace E-Bay.
       
Menurut Franky, dari keterangan yang disampaikan oleh Letnan Gubernur Utah, para pengusaha Utah di level menengah dan tinggi tersebut sangat terbuka untuk berbisnis di level internasional yang ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan dari wilayah itu yang telah mengglobal.
       
Kelas menengah tertinggi tersebut, kata Franky, salah satunya adalah karena penduduk kaya di Utah yang selalu membantu penduduk dengan pendapatan rendah untuk dapat berbisnis atau memperbaki taraf hidupnya.
       
"Hasilnya penduduk 'low income' tersebut perlahan meningkat menjadi penduduk 'middle income' yang kemudian terus menambah jumlah 'middle income people' di Utah," katanya.
       
Dalam kesempatan tersebut, Franky juga mengapresiasi positif komitmen perusahaan perhotelan di Utah yang ingin melakukan ekspansi di 10 destinasi pariwisata di Indonesia.
       
"Ini sangat positif terhadap upaya pemerintah untuk mengembangkan pariwisata nasional, serta sejalan dengan sektor prioritas yang telah ditetapkan oleh BKPM," imbuhnya.
       
Letnan Gubernur Utah Spencer J. Cox juga menyinggung mengenai Utah adalah negara bagian terbaik untuk berbisnis karena biaya berbisnis di Utah relatif cukup rendah.
       
"Jika San Fransisco memiliki Silicon Valley, Utah memiliki Silicon Slopes yang merupakan istilah karena Utah juga sudah mulai menjadi markas perusahaan IT seperti Adobe dan E-Bay. Slopes berasal dari ski resort yang sangat terkenal di Utah dan ramai dikunjungi wisatawan lokal hingga internasional di awal tahun," jelasnya Letnan Gubernur Utah.
       
Dalam pertemuan yang digelar di kota Salt Lake City tersebut, Franky didampingi oleh Deputi "in charge" AS BKPM Azhar Lubis, pejabat kantor perwakilan IIPC Elsa Noviliyanti, serta perwakilan dari KJRI Los Angeles yang membawahi wilayah Utah.
       
Sementara itu, Letnan Gubernur Spencer J. Cox didampingi oleh perwakilan dari Governor's Office of Economic Development serta Department of Diplomacy and Protocol.
       
Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi. Dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar AS, terdiri atas 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen 4,8 miliar dolar AS dari 76 proyek.