Presiden Turki: Negara lain mungkin terlibat dalam upaya kudeta

id presiden turki, Recep Tayyip Erdogan, upaya kudeta, kudeta turki, turki

Presiden Turki: Negara lain mungkin terlibat dalam upaya kudeta

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)

Ankara (ANTARA/Xinhua-OANA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (20/7) mengatakan negara lain mungkin terlibat dalam upaya kudeta 15 Juli.

"Mungkin ada negara lain yang terlibat dalam upaya kudeta tersebut. Proses hukum akan mengungkapkannya," kata Erdogan dalam satu wawancara dengan Stasiun Televiai Al Jazeera di Ankara.

Fethullah Gulen, seorang tokoh agama yang bermukim di AS, dan pengikutnya berada di balik upaya kudeta itu, kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut mengatakan ia diberitahu mengenai upaya kudeta itu pertama oleh saudara iparnya dan reaksi pertamanya ialah tidak percaya.

Ia mengakui ada kelemahan intelijen dalam peristiwa tersebut. "Kalau saja ada laporan intelijen yang tepat, semua itu bisa mencegah upaya kudeta tersebut," kata Erdogan.

Mereka memiliki daftar tersangka mengenai kemungkinan gerakan anggota Gulen, tapi mereka tak bisa bertindak akibat pembatasan hukum, namun hubungan mereka akan terungkap selama interogasi, katanya.

Saat memberi perincian mengenai banyaknya penahanan dan pembersihan di lembaga negara, ia mengatakan setiap langkah dilakukan sesuai dengan hukum.

Erdogan mengatakan pemerintah telah mengirim permintaan kepada Pemerintah AS bagi ekstradisi Fethullah Gulen, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang. "Saya harap mereka akan melakukan tindakan sesegera mungkin," ia menambahkan.

"Kami telah mengumpulkan banyak dokumen. Namun kami masih harus menyelesaikannya. Saya kira mengalahkan upaya kudeta ini belum mencapai akhir. Mereka mungkin memiliki rencana lain untuk masa selanjutnya," katanya.

Presiden Turki tersebut juga mengatakan mungkin ada hubungan antara gerakan Gulen dan pilot yang menembak jatuh jet Rusia pada November lalu.

Selama wawancara itu, Erdogan mengatakan ia akan membuktikan apakah parlemen mensahkan hukuman mati.

"Dunia bukan hanya bersama Uni Eropa, dan negara seperti Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok, semuanya, memiliki hukuman mati ... Seruan rakyat Turki dan hak parlemen lah untuk memutuskan apakah akan mensahkan hukuman mati," kata Erdogan.

Sejak kudeta gagal pada Sabtu lalu, lebih 9.000 orang telah ditangkap dan menghadapi putusan pengadilan, kata presiden tersebut.
(Penterjemah: Uu.C003)