KEK Tanjung Api-Api disurvei sejumlah investor

id kawasan ekonomi khusus, tanjung api api, investor, kepala bkpm sumsel, ruslan bahri

KEK Tanjung Api-Api disurvei sejumlah investor

Aktivitas di Pelabuhan Penyeberangan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Foto Antarasumsel.com/ Evan Ervani/16/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumatera Selatan telah disurvei oleh sejumlah investor asing untuk memastikan rencana penanaman modal dalam waktu dekat.

Kepala Badan Promosi Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Sumatera Selatan Ruslan Bahri di Palembang, Selasa, mengatakan, sebagian besar calon investor ini ingin melihat secara langsung lokasi KEK TAA ini.

"Pemprov sudah menyiapkan konsep, tempat, dan kawasan agar para calon investor dapat melakukan studi kelayakan secara menyeluruh. Sebelum melakukan studi ini, mereka ingin melihat langsung," kata Ruslan.

Ia mengemukakan sebanyak tiga perusahaan telah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di KEK TAA yakni Dubai Port Authority Corporation, PT DEX dan PT Indorama.

"Ketiga perusahaan ini sudah melakukan beberapa pembicaraan dengan pemprov, dan sangat berharap bahwa KEK ini segera terealisasi, seperti PT DEX yang berencana membuat pabrik pengolahan minyak sawit, Indorama dengan olahan karet sintetiknya, serta Dubai Port sendiri yang berkeinginan menjadikan Pelabuhan TAA sebagai pelabuhan terbesar di kawasan Asia," kata Ruslan.

Saat ini KEK Tanjung Api-Api dalam proses penyediaan lahan sembari mereklamasi Tanjung Carat yang akan dijadikan dermaga samudera supaya bisa disandari kapal berkapasitas 7.000 DWT.

KEK TAA direncanakan mempunyai luas 4.045,00 hektare terdiri dari reklamasi Tanjung Carat 2.015,00 hektare dan darat 2.030 hektare yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri meliputi batu bara gas, pembangkit listrik, batu bara cair, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik ban, cpo, kilang minyak dan industri hilir petrokimia.

"Jika dibandingkan Thailand dan Vietnam, justru Indonesia (Sumsel) yang akan lebih menguntungkan karena Pelabuhan Tanjung Api-Api ini sangat strategis yakni berada di tengah-tengah, sehingga mudah menuju ke Eropa atau ke negara Asia lainnya. Nantinya, Singapura akan menjadi outlet saja," kata dia.

Sumatera Selatan dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam yakni perkebunan sawit dan karet serta mineral batu bara.

Namun, keberadaan SDA itu tidak meningkatkan perekonomian Sumsel secara signifikan karena produk harus diangkut ke pelabuhan di Lampung dan Jakarta sebelum dikirim ke Luar Negeri karena Pelabuhan Boom Baru di Palembang tidak bisa dilalui kapal berukuran besar.

Pemerintah daerah memprediksi dibutuhkan dana hingga Rp104 triliun untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan, jalan tol, monorel, hingga kawasan industri di KEK TAA.

Penetapan presiden tentang kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-api telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2014 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Juni 2014.

Perpres ini kemudian menjadi dasar bagi Provinsi Sumatera Selatan untuk mendorong proyek ini apalagi sudah masuk delapan KEK yang ditargetkan selesai oleh pemerintahan Joko Widodo.