Produksi minyak sawit Sumsel turun 40 persen

id sawit, kelapa sawit, cpo

Produksi minyak sawit Sumsel turun 40 persen

Ilustrasi - Beberapa pekerja menaikkan tandan buah segar sawit ke dalam bak truk pengangkut. (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Produksi minyak kelapa sawit Sumatera Selatan menurun sekitar 40 persen pada semester I/2016 jika dibandingkan tahun lalu karena rendahnya kualitas buah.

Ketua Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Selatan Sumarjono Saragih di Palembang, Kamis, mengatakan saat ini produksi hanya sekitar 2 juta ton atau merosot dari biasanya yang mencapai sekitar 3 juta ton.

"Kondisi ini disebabkan dalam dua tahun terakhir terjadi kemarau panjang, belum lagi ada bencana kabut asap pada tahun lalu. Akibatnya, buah mengecil karena pohon-pohon sawit menjadi layu," kata dia.

Ia mengatakan penurunan produksi tersebut tidak dapat dihindari meski total lahan di Sumatera Selatan mencapai 1,1 juta hektare, dengan 64,4 persennya merupakan milik perusahaan dan sisanya milik masyarakat.

Gapki menilai yang paling terdampak atas persoalan ini yakni petani rakyat karena penuruan produksi berakibat pada berkurangnya pemasukan.

Sementara, di sisi lain harus tetap mengelola kebun seperti meremajakan lahan dan membeli pupuk.

"Untuk perusahaan, saya yakin masih bisa menutupi karena sudah memiliki manajemen yang baik. Berbeda dengan petani rakyat, karena akibat kekeringan ini membuat dana yang dimiliki menjadi terbatas sehingga hanya memupuk seadanya," kata dia.

Kondisi ini semakin menyulitkan karena akses modal petani juga tidak seleluasa perusahaan karena jika mengajukan pinjaman ke bank diharuskan menyertakan sertifikat lahan.

"Harusnya pemerintah membantu dalam persyaratan pengajuan modal atau bantuan," kata dia.

Sumarjono menjelaskan, belum lagi saat ini harga cpo sedang menurun di level terendah pada 6 tahun lebih terakhir.

Karena itu, Gapki mendorong pemerintah untuk memproduksi bio diesel dalam negeri.

Selain itu, pihaknya berharap agar pemerintah bersinergi membantu replanting untuk lahan milik petani plasma dan petani kecil swadaya lainnya, kata Sumarjono.