Wakil Wali kota Palembang janji tingkatkan PTSP

id wakil walikota, Fitrianti Agustinda,ptsp, pelayanan terpadu satu pintu,palembang, perizinan, penanaman modal

Wakil Wali kota Palembang janji tingkatkan PTSP

Petugas Kantor Pelayanan Perizinan Tepadu Kota Palembang sibuk memproses segala bentuk perizinan dari pemohon (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel)- Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda berjanji akan meningkatkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau PTSP untuk mendorong masuk investasi.

"Saya melihat sebenarnya sudah bagus pelayanannya, tapi tetap harus ditingkatkan agar PTSP ini benar-benar satu pintu seperti namanya," kata Fitrianti seusai memantau langsung pelayanan PTSP di gedung Pemkot Palembang, Kamis.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan SKPD terkait berhubungan dengan perizinan.

"Pemkot memiliki target akan melakukan pembenahan secara bertahap," kata Wakil Wali Kota yang baru saja dilantik (Rabu, 31/8).

Sebelumnya, Pemkot Palembang mendapatkan penghargaan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagai kota yang terbaik dalam pemberian Pelayanan Terpadu Satu Pintu bagi para investor.

BKPM memberikan penghargaan kepada PTSP terbaik untuk tingkat provinsi, kabupaten dan kota terbaik tahun 2016.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada penyelenggara PTSP di daerah berdasarkan hasil kualifikasi dari total 561 daerah provinsi, kabupaten, kota, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan perdagangan bebas, dan pelabuhan bebas.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin tidak membantah bahwa prosedur mendapatkan izin usaha yang berbelit-belit kerap mengganjal investasi di daerah ini.

"Saat ini sudah ada Pelayanan Satu Pintu sebagai salah satu cara untuk mempermudah para investor mengurus perizinan, tapi diakui tidak semuanya bisa diurus di PTSP karena sejumlah izin yang sifatnya teknis masih di SKPD," kata Alex.

Ia mengemukakan, lantaran itu pula pengurusan izin masih saja molor meski negara sudah memasang beragam slogan seperti "PTSM Tiga Jam".

Kondisi ini terkadang melemahkan daya saing Indonesia di bidang investasi karena penanam modal sudah merasa kesulitan sejak awal.

Namun, bagi Sumsel, prosedur berbelit-belit itu sedikit demi sedikit mulai dipotong agar para investor memiliki keyakinan untuk menanamkan modalnya.

"Di tengah masih banyak keterbatasan saat ini, jelas sulit untuk benar-benar mewujudkan menjadi tiga jam. Tapi setidaknya, bukan dilihat tiga jam, tiga minggu atau tiga bulannya, tapi seberapa serius daerah membantu investor merealisasikan niatnya," kata Alex Noerdin.