Palembang (ANTARA Sumsel) - Pusat Pembelaan Hak-hak Perempuan "Women`s Crisis Center" Palembang, Sumatera Selatan, melanjutkan program untuk mengedukasi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum terkait tindak kekerasan terhadap perempuan.
"Program kerja yang berfungsi meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan akan terus dilakukan sehingga kasus tersebut yang beberapa tahun terakhir meningkat dapat diturunkan seminimal mungkin," kata Ketua Women`s Crisis Center (WCC) Palembang, Yeni Roslaini Izi, di Palembang, Selasa.
Menurut dia, perempuan yang menjadi kelompok rentan tindak kekerasan seperti pelajar, mahasiswa, dan buruh perlu diberikan pemahaman mengenai apa saja yang termasuk tindak kejahatan itu, bagaimana dampaknya, dan cara mengatasinya jika menjadi korban.
Selain itu pula, perlu dibangun kesadaran kelompok tersebut agar peduli dan berperan aktif mencegah terjadinya tindak kejahatan tersebut serta berani melakukan perlawanan terhadap orang-orang yang melakukan tindak kekerasan terhadap perempuan seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, dan pemukulan.
Untuk membangun kesadaran masyarakat yang masuk dalam kelompok rentan menjadi korban tindak kekerasan itu, pihaknya pada 2016 ini telah melaksanakan beberapa kali kampanye "Stop Kekerasan dan Pelecehan Seksual" ke sekolah-sekolah, kampus perguruan tinggi, kawasan permukiman penduduk, serta perusahaan yang banyak mempekerjakan buruh perempuan yang ada di dalam Kota Palembang dan beberapa daerah Provinsi Sumsel lainnya.
Melalui kegiatan itu, aktivis WCC berupaya memberikan penjelasan kepada para pelajar, mahasiswa, dan buruh perempuan agar berhati-hati dalam bergaul, menjalin hubungan kasih atau berpacaran.
Siapa pun jangan sekali-kali melakukan tindak kekerasan terhadap istri, pacar atau teman perempuannya, karena tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum yang bisa dikenakan sanksi yang cukup berat.
"Begitu juga sebaliknya bagi perempuan harus berani melawan kejahatan itu dengan cara tidak membiarkan suami, teman laki-laki atau pacarnya melakukan tindak kekerasan apalagi sampai melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan," ujarnya.
Dengan gencarnya dilakukan kegiatan edukasi tersebut diharapkan tindak kekerasan terhadap perempuan serta pelecehan seksual terhadap kelompok yang rentan menjadi korban tindak kekerasan itu angkanya tidak terus bergerak naik dan sebaliknya bisa diminimalkan.
Kasus tindak kekerasan terhadap perempuan di Kota Palembang dan beberapa daerah Sumsel lainnya rata-rata setiap tahunnya yang mungcul ke permukaan 100 kasus, diharapkan ke depannya bisa diturunkan paling tidak 50 kasus.
Untuk memfasilitasi korban tindak kekerasan dan pelecehan seksual, pihaknya membangun layanan pengaduan para korban tersebut di sekolah, kampus, lingkungan pabrik, dan kawasan permukiman penduduk, ujar Yeni.
Berita Terkait
WCC Palembang siap bantu pulihkan trauma mahasiswi korban pencabulan
Selasa, 7 Desember 2021 20:32 Wib
WCC Palembang kecam pelecehan seksual di perguruan tinggi
Senin, 6 Desember 2021 6:47 Wib
WCC Palembang dukung penguatan kesehatan perempuan di tengah pandemi
Jumat, 3 September 2021 18:41 Wib
WCC Palembang catat kasus perdagangan orang di Sumsel cukup tinggi
Jumat, 3 September 2021 16:31 Wib
WCC Palembang ingatkan kaum perempuan selektif berteman di medsos
Selasa, 3 Agustus 2021 20:55 Wib
WCC Palembang minta DPR RI tuntaskan RUU penghapusan kekerasan seksual
Senin, 2 Agustus 2021 6:44 Wib
WCC libatkan pemuda Palembang sosialisasi pencegahan KDRT
Rabu, 26 Mei 2021 23:49 Wib
WCC ajak perempuan bersatu melawan kekerasan berbasis gender
Rabu, 17 Maret 2021 3:04 Wib