IHK gabungan lampung alami peningkatan

id ihk, peningkatan indeks, inflasi, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Yeane Irmaningrum, makanan jadi, minuman, rokok, tembakau

IHK gabungan lampung alami peningkatan

Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah di Kantor Bank Indonesia Wilayah VII Sumsel di Palembang, Senin (22/8) dipimpin Kepala BI Hamid Ponco (tengah) dan Asisten II Pemprov Sumsel Yohanes Toruan. (Foto Antarasumsel.com/16/Dolly Rosana)

Bandarlampung (ANTARA Sumsel) - Indeks harga konsumen gabungan Provinsi Lampung mengalami peningkatan indeks dari 125,97 selama Agustus lalu menjadi 126,32 pada September 2016.

"Dengan demikian, terjadi inflasi di Lampung sebesar 0,28 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum di Bandarlampung, Jumat.

Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) September 2016 mengalami inflasi sebesar 1,19 persen, dan inflasi year on year (yoy) September 2016 adalah sebesar 2,46 persen.

Menurut dia, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,06 persen.

Kelompok sandang, lanjut dia, naik 0,34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 3,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,27 persen.

Sebaliknya, kelompok bahan makanan mengalami deflasi (turun 0,23 persen) dan kelompok kesehatan mengalami deflasi (turun 0,04 persen).

Yeane menyebutkan dari dua kota pemantauan di Lampung pada bulan September 2016, Bandarlampung dan Metro mengalami inflasi. Inflasi Bandarlampung sebesar 0,30 persen, sedangkan inflasi Metro sebesar 0,15 persen.

Inflasi Kota Bandlampung menempati peringkat ke-23 dan Kota Metro peringkat ke-39 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya.

Ia menyebutkan dari 82 kota, sebanyak 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,02 persen.

"Deflasi tinggi dialami Pontianak sebesar 1,06 persen, deflasi rendah dialami Kendari sebesar 0,01 persen," kata Yeane.

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, kata dia, memberikan andil inflasi terbesar, yaitu 0,22 persen.

"Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah subkelompok jasa pendidikan sebesar 4,78 persen," katanya.