Presiden Korsel tidak akan hadiri konfrensi APEC tahun ini

id Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye, korea selatan, apec, konferensi ekonomi Asia Pasifik, krisis politik

Presiden Korsel tidak akan hadiri konfrensi APEC tahun ini

Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye. (Reuters)

....Kepresidenan Park terguncang oleh adanya tuduhan bahwa seorang teman pribadinya menggunakan hubungannya untuk ikut campur dalam urusan negara dan memegang pengaruh yang tidak sepantasnya....
Seoul, Korea Selatan (ANTARA Sumsel) - Presiden Korea Selatan Park Geun Hye akan melewatkan sebuah konferensi ekonomi Asia Pasifik bulan ini di Peru dan mencoba untuk membatasi dampak dari mendalamnya krisis politik di negara itu, menurut kementerian luar negeri, Selasa.

Kepresidenan Park terguncang oleh adanya tuduhan bahwa seorang teman pribadinya  menggunakan hubungannya untuk ikut campur dalam urusan negara dan memegang pengaruh yang tidak sepantasnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cho June Hyuck mengatakan bahwa keputusan untuk melewatkan konferensi Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) itu dibuat karena adanya krisis nuklir Korea Utara.

"Itu telah diputuskan pada September bahwa presiden tidak akan menghadiri konferensi APEC tahun ini," Cho mengatakan dalam sebuah pengarahan.

Korea Utara melaksanakan uji coba nuklirnya yang kelima pada 9 September lalu yang melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB, dan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea yang telah mendapatkan masalah dari program misil Pyongyang.

Ketidakhadiran Park dalam konferensi APEC di Lima, Peru, itu akan menjadi pertama kalinya pemimpin Korea Selatan, yang merupakan salah satu negara pendiri, tidak menghadiri pertemuan sejak 1993, kementerian luar negeri mengatakan.

Park terkena pukulan berat atas adanya skandal yang melibatkan temannya, Choi Soon Sil, yang diduga melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Park mengatakan pada Selasa bahwa dia akan membatalkan pencalonan orang yang dia tunjuk sebagai perdana menteri jika parlemen memberikan calon rekomendasi mereka dan berkeinginan untuk membiarkan perdana menteri yang baru untuk mengendalikan kabinet. Keputusannya itu bertujuan untuk menyelesaikan krisis yang ada.

Komentar Park dalam sebuah pertemuan dengan pembicara parlemen memberikan tanda bahwa dia berkeinginan untuk melepaskan sejumlah kendali atas urusan negara, yang menjadi sebuah tuntutan kunci pihak-pihak oposisi.

Masih belum jelas apakah proposal untuk memindahkan wewenang yang lebih besar kepada perdana menteri, yang biasanya bertindak sebagai simbol, akan termasuk pekerjaan untuk mewakili negara secara diplomatik atau tidak.

Kepala penasihat kebijakan luar negeri Park mengatakan pada minggu lalu bahwa dia akan menghadiri sebuah pertemuan antara China, Jepang dan Korea Selatan, yang diperkirakan akan diadakan pada tahun ini.