Banyak mitos mengenai diabetes yang tak benar

id diabetes, mitos, kesehatan

Banyak mitos mengenai diabetes yang tak benar

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Dr Sandra Utami Widiastuti SpPD, mengatakan banyak mitos-mitos mengenai penyakit diabetes mellitus yang tak benar di masyarakat.

"Ada banyak mitos - mitos yang beredar yang belum tentu benar di masyarakat dan sayangnya banyak masyarakat yang mempercayai hal itu," ujar Sandra di Jakarta, Sabtu.

Mitos pertama yakni diabetes bukanlah penyakit yang serius, padahal faktanya diabetes menyebabkan angka kematian lebih tinggi daripada kanker payudara dan AIDS sekaligus.

Sandra menjelaskan diabetes juga meningkatkan risiko hampir dua kali lipat untuk terkena serangan jantung.

"Tidak ada istilah diabetes ringan, sebab semua tipe diabetes dapat meningkatkan komplikasi yang serius bila tidak diperhatikan dengan baik," katanya menambahkan.

Mitos kedua yakni diabetes dapat dicegah, lanjut dia, padahal faktanya tidak semua diabetes dapat dicegah. Diabetes tipe satu merupakan kelainan autoimun sehingga tidak dapat dicegah.

Sementara risiko terjadinya diabetes tipe dua dapat berkurang 58 persen dengan olah raga dan pola makan sehat.

"Namun ada juga faktor risiko untuk mengidap diabetes tipe dua yang tidak dapat dicegah yakni faktor keturunan."

Mitos ketiga yakni pasien diabetes dapat merasakan jika gulanya terlalu rendah dan terlalu tinggi. Faktanya gula darah yang terlalu tinggi kadang bisa dirasakan seperti buang air kecil atau rasa haus berlebihan, begitu juga gula darah rendah dapat dirasakan seperti rasa lapar, keringat dingin, mual atau pusing. Namun, semua itu tidak selalu dirasakan penderita diabetes. Untuk itu penting sekali melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.

Mitos selanjutnya, diabetes diturunkan menyilang yakni dari ayah ke anak perempuan atau dari ibu ke anak laki-laki. Padahal faktanya, baik anak perempuan dan anak laki-laki memiliki risiko yang sama apabila orang tuanya menderita diabetes.

"Keluarga juga bukan satu-satunya faktor risiko, diabetes bisa dihindari dengan menjaga gaya hidup dan pola makan."

Sandra melanjutkan mitos selanjutnya adalah adanya diabetes tipe basah dan tipe kering, padahal faktanya tidak ada diabetes tipe basah ataupun kering. Istilah itu muncul karena anggapan bahwa pada penderita diabetes terjadi penurunan berat badan yang drastis (kering), karena gula tidak dapat diubah oleh insulin menjadi energi pada sel tubuh. Sedangkan istilah, diabetes tipe basah muncul karena penderita diabetes seringkali mengalami luka yang sulit sembuh dan bernanah.

"Mitos berikutnya adalah rasa urine yang manis pada penderita diabetes, hal itu tidak benar karena rasa urine penderita diabetes tidak manis."

Kemudian ada juga mitos yang menyebutkan bahwa obat gula tidak baik karena dapat merusak fungsi ginjal, faktanya gula darah yang tidak terkontrol mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.

Lalu, ada juga yang mitos yang menyebutkan bahwa diabetes dapat menular padahal faktanya diabetes bukanlah penyakit menular.

"Mitos terakhir, yakni jika dokter menyarankan untuk menggunakan insulin artinya tidak ada harapan karena dipakai seumur hidup. Faktanya penggunaan insulin seumur hidup mutlak untuk penderita diabetes tipe satu. Pemberian insulin untuk tipe dua diberikan ketika obat oral tidak cukup untuk mengontrol gula darahnya atau pada keadaan tertentu," papar dia.

Disinggung apakah ada perbedaan kadar gula antara nasi panas dan nasi dingin, Sandra menjelaskan bahwa suhu tidak mempengaruhi jumlah kalori dari nasi tersebut.