Program pangan dunia butuh 152 juta dolar untuk pengungsi Afganistan

id pungungsi, afganistan, pbb, perserikatan bangsa bangsa, menyediakan tempat tinggal, sanitasi, makanan, pangan dunia

Program pangan dunia butuh 152 juta dolar untuk pengungsi Afganistan

Ilustrasi-Jutaan orang pengungsi bertahan di tenda darurat (ANTARA FOTO)

Kabul,(ANTARA Sumsel) - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Minggu, menyeru bantuan dana sebesar 152 juta dolar AS untuk menyediakan tempat tinggal, sanitasi dan makanan bagi pengungsi yang kembali ke Afghanistan dari Pakistan.

Pakistan telah meningkatkan tekanan untuk 1,5 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar di negaranya untuk kembali ke negata mereka, dengan alasan keamanan.

Para pengungsi dan sejumlah pihak melihat keputusan Islamabad itu didorong oleh penguatan hubungan Afghanistan-India sementara hubungan Pakistan dengan India memburuk.

Ribuan orang menyeberangi perbatasan Torkham dengan Pakistan setiap hari, kata Program Pangan Dunia (WFP), lembaga bantuan pangan PBB.

Bulan lalu, PBB mengatakan hampir 170.000 warga Afghanistan telah kembali tahun ini, banyak dari mereka menyebut terjadinya tindakan tidak menyenangkan oleh pemerintah Pakistan.

Para pengungsi yang kembali dari tidak hanya berasal dari Pakistan, tetapi juga Iran. Hal itu mengakibatkan pemerintah dan badan-badan bantuan kewalahan. Sementara itu  makin banyak warga Afghanistan yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka karena bentrokan antara gerilyawan Taliban dan pasukan Afghanistan.

"Kami membutuhkan dana yang cukup dan tepat waktu, dalam beberapa minggu mendatang dan bulan, untuk memastikan bahwa kami dapat membantu pengungsi yang kembali secepat dan seefisien mungkin," kata Mick Lorentzen, direktur WFP di Afghanistan.

"Sebuah respon yang cepat dan terfokus untuk krisis ini akan memastikan bahwa lebih banyak orang tidak mengalami kerawanan pangan kronis." Pejabat WFP telah memperingatkan bahwa menipisnya pendanaan yang disebabkan oleh penyebaran krisis di Timur Tengah dan Afrika, mengancam operasinya di Afghanistan, di mana 40 persen dari warganya diperkirakan terancam "rawan pangan".