Indonesia-Singapura sepakat kembangkan kerja sama pariwisata

id indonesia, singapura, bidang pariwisata, nota kesepahaman, Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong

Indonesia-Singapura sepakat kembangkan kerja sama pariwisata

"Wonderful Indonesia", the national logo to promote tourist destinations in Indonesia. (Foto Antara/Kemenpar/DWA/15)

Semarang,(ANTARA Sumsel) - Indonesia dan Singapura sepakat untuk mengembangkan kerja sama di bidang pariwisata melalui penandatanganan nota kesepahaman antara dua negara.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Wisma Perdamaian Semarang, Senin, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, yang mewakili Singapore Tourim Board (STB), S. Iswaran.

Presiden Jokowi pada kesempatan pernyataan pers bersama setelah penandatanganan MoU tersebut menyatakan penandatangan kerja sama di bidang pariwisata tersebut akan memperkuat kerja sama, termasuk pengembangan destinasi wisata baru di Indonesia.

"Kami menyambut baik penandatangan kerja sama di bidang pariwisata yang tadi telah ditandatangani," ujarnya.

Sementara Menpar Arief Yahya mengatakan bahwa kerja sama yang akan dikembangkan antara dua negara meliputi tiga area.

"Ada 3 area kerja sama sektor pariwisata Indonesia-Singapura, yaitu 'joint marketing', 'cruise' atau kapal pesiar, dan 'MICE' (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition)," tuturnya.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pembangunan destinasi dan pelabuhan; pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, dan loka karya; penelitian dan pengembangan; investasi pariwisata; kerja sama sektor swasta; dan pertukaran informasi.

Menurut Arief Yahya, proses kelahiran MoU Kerja Sama Pariwisata RI-Singapura tersebut tak membutuhkan waktu lama.

"Ini adalah MoU tercepat yang pernah dibuat Singapura," ungkap Leong Yue Kheong, Assistant Chief Executive of Singapore Tourism Board.

Memang sejak 2010, Singapura menunjukkan minatnya untuk bekerja sama di bidang kapal pesiar.

Namun, Indonesia masih mengkalkulasi untung ruginya bekerja sama di bidang kapal pesiar dengan Singapura.

Baru kemudian pada era Presiden Joko Widodo, diputuskanlah bahwa kerja sama pariwisata dengan Singapura harus diprioritaskan.

Selain itu, Arief Yahya juga melihat Singapura bukan semata sebagai "hub" transportasi udara internasional dan pintu gerbang pariwisata, tetapi juga menjadi hub pasar MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang sangat potensial.

"Ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki 'representative office' di sana," imbuhnya.

Faktanya, Singapura adalah negara ranking satu penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia.

Pada 2015, tercatat 1.519.430 wisatawan Singapura berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini meningkat 0,01 persen dari periode yang sama 2014.

Pada 2016, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan Singapura sebanyak 1.800.000 orang dengan destinasi favorit wisatawan Singapura adalah Batam, Jakarta, Bali, dan Surabaya.

Untuk menggaet lebih banyak wisatawan Singapura, Indonesia aktif mengikuti pameran pariwisata di Singapura, antara lain "NATAS Travel Fair" dan "NATAS Holiday Fair", serta pada Mei-Juni 2015, Bandara Changi di Singapura bertemakan pariwisata Indonesia.

Sebaliknya, Singapura merupakan destinasi wisata yang populer bagi orang Indonesia.

Bukan rahasia lagi bahwa jumlah terbesar wisatawan yang datang ke Singapura berasal dari Indonesia, yaitu sebesar 2,7 juta orang (STB, 2015).

Baru kemudian disusul oleh wisatawan Tiongkok (2,1 juta), Malaysia (1,2 juta), Australia (1,043 juta), dan India (1,013 juta).

Pada 2015, Singapura menarik kunjungan 15,2 juta wisatawan asing, jumlah wisatawan hampir tiga kali lipat penduduk negara-kota ini. Sedangkan devisa yang didapatkan dari sektor pariwisata adalah 17,7 miliar dolar AS pada 2014.

Dalam rangkaian "Leaders Retreat" ini juga diluncurkan secara resmi kerja sama Temasek Foundation International - Republic Polytechnic Hospitality and Tourism Capability Development Programme in Indonesia.

MoU ini ditandatangani oleh Principal/CEO of the Republic Polytechnic Singapore dengan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung; Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali; Direktur Akademi Pariwisata Medan; Ketua Politeknik Pariwisata Makassar; di hadapan para menteri kedua negara.