Puluhan calon kepala kampung protes hasil tes

id kepala desa, kepala kampung, demo, protes hasil tes, Way Kanan, Provinsi Lampung, Paket B justru lulus

Puluhan calon kepala kampung protes hasil tes

Ilustrasi-Demo.(Foto Antarasumsel.com/Feny Selly)

Way Kanan, (ANTARA Sumsel) - Puluhan bakal calon kepala kampung di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, Rabu, mendatangi Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung setempat untuk mempertanyakan mekanisme tes tertulis dan tes narkoba dalam proses pemilihan kepala kampung.

Mereka mempertanyakan mekanisme penilaian yang dilakukan panitia, sehingga mereka dinyatakan tidak lulus dalam seleksi tersebut.

"Kami kemari karena merasa tidak puas dan tidak tahu bagaimana mekanisme penilaian yang dilakukan panitia sehingga kami dinyatakan tidak lulus," ujar Muhtar, salah seorang bakal calon kepala kampung Banjar Agung, Kecamatan Baradatu yang dinyatakan tidak lolos seleksi.

Ia menjelaskan, tes tersebut dinilai tidak transparan sebab di antara para bakal calon kepala kampung yang tidak lulus berijazah sarjana, sementara ada yang hanya lulusan Paket B justru lulus, bahkan nilainya sangat baik.

"Jadi kami ke sini memang satu suara, kami tidak puas, dan ingin melihat langsung lembaran jawaban yang menyatakan kami tidak layak menjadi bakal calon kepala kampung," katanya.

Hal senada diutarakan Indra, bakal calon kepala kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu, yang minta panitia dapat menjelaskan metode penilaian tes tertulis.

Ia beralasan, hasil tesnya memiliki nilai yang baik dan berhasil menjawab 28 dari 50 pertanyaan yang diajukan, tapi dinyatakan tidak lulus.

"Saya hanya minta keadilan, mengapa saya yang berhasil menjawab 28 dari 50 pertanyaan dinyatakan tidak lolos," ujarnya.

Indra menjelaskan, jika satu pertanyaan dinilai 1,5 maka nilai dirinya diatas 3, atau bila satu pertanyaan dinilai 1 maka nilainya diatas 2,5 yang bila dibulatkan menjadi 3, sehingga dirinya layak lolos.

Ketidakpuasan juga diutarakan Nyoman S, bakal calon kepala kampung Pisang Baru, Kecamatan Buay Bahuga, yang menyatakan panitia tidak adil dalam menilai hasil tes.

"Saya sudah keluar uang hingga ratusan juta untuk menjadi bakal calon kepala kampung. Kalau saya kalah dalam pertarungan, saya akan legowo," katanya.

Ia minta panitia kabupaten dapat menunjukkan nilai tes dirinya dan nilai tes pesaingnya supaya adil, kalau memang nilai dirinya jauh lebih buruk dari lainnya, dirinya akan menerima dengan lapang dada.

Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Kampung Serentak Way Kanan, Bakhril, saat menjawab pertanyaan para bakal calon kepala kampung itu mengatakan, pihaknya selaku panitia sama sekali tidak mengetahui dan atau ikut-ikutan dalam menentukan nilai pada seleksi tertulis, semuanya dilaksanakan oleh pihak Universitas Lampung (Unila).

"Panitia kabupaten hanya menerima hasil penilaian yang dilakukan Unila,  kami tidak terlibat dalam penilaian. Untuk mengetahuinya secara pasti kami akan menggelar rapat dengan Unila, baru hasilnya nanti akan kami sampaikan," ujar Bakhril.

Pemkab Way Kanan menerapkan sistem tes tertulis dan tes narkoba bagi para bakal calon yang akan mengikuti pemilihan kepala kampung yang digelar serentak pada 28 November 2016.

Tes ini bertujuan untuk mendapatkan kepala kampung yang berkompeten dan bersih dari pengaruh narkoba.