Kuliner khas Palembang butuh inovasi kemasan

id kuliner, makanan, ciri khas palembang, Yazuli, membutuhkan inovasi, kemasan produk, agar mampu bersaing,

Kuliner khas Palembang butuh inovasi kemasan

Ragit Salah satu kuliner khas Palembang.(Foto Antarasumsel.com/ Evan Ervani/15)

Palembang (Antarasumsel.com) - Sejumlah kuliner khas Palembang membutuhkan inovasi dari sisi kemasan agar mampu bersaing di pasar nasional, kata Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Selatan, Yazuli.

"Makanan berbahan ikan yang kerap dijadikan oleh-oleh "kemplang" terbilang kurang inovasi dari sisi kemasan, karena selalu dibungkus dalam plastik bening. Padahal bisa saja dibuat dalam kemasan lain," kata Yazuli di Palembang, Senin.

Ia mengatakan, pemerintah sudah berupaya memberikan pengertian ke pelaku usaha dengan menggelar pelatihan hingga mengajak studi banding ke daerah lain untuk berinovasi dalam kemasan ini.

Namun, setelah dilakukan beberapa kali, terbilang belum memberikan respon positif karena tetap saja yang beredar di pasaran yakni kemplang dibungkus plastik bening.

"Tampilan masih seperti yang biasa selalu dikemas dalam plastik putih dengan ukuran minimal seperempat kilogram hingga 2 kg per bungkus. Seharusnya, pelaku usaha berani berinovasi dengan membuat ukuran lebih kecil sehingga memberikan banyak pilihan," kata dia.

Menurutnya, pelaku usaha sudah saatnya menyesuaikan dengan perilaku konsumen yang mulai menginginkan kevariatifan, kepraktisan, dan keunikan.

"Meski makanan khas, tapi bisa saja dibuat lebih menarik, misal dalam plastik ukuran lebih kecil sehingga tidak perlu lagi para pendatang membawa plastik dalam ukuran besar," kata Yazuli.

Inovasi merupakan bagian yang sangat penting dalam usaha kecil dan menengah, karena dengan berinovasi akan membuat suatu produk terus diminati pasar.

Hal ini sebaiknya juga diterapkan untuk pelaku usaha kuliner dodol, pempek dan lainnya.

"Seperti dodol duren khas Palembang, mengapa harus dibungkus dengan ukuran seperempat kilogram, sehingga saat memakannya membutuhkan pisau untuk memotong. Cobalah berinovasi dengan membuat ukuran lebih kecil," kata dia.

Sektor UMKM saat ini sedang digenjot pertumbuhannya di Sumsel karena tak berapa lama lagi bakal menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.

Pada tahun 2015 terjadi peningkatan persentase kenaikan omzet UMKM dari Rp24,96 triliun pada 2014 menjadi Rp25,27 triliun pada tahun 2015.

Sedangkan pertumbuhan wirausaha baru meningkat menjadi 319 unit UKM atau sekitar 73,37 persen pada 2015, jika dibandingkan tahu 2014 yang hanya 181 UKM.***3***

(T.D019/B/M033/M033) 21-11-2016 16:41:09