Pendidikan Agama harus sejak dini

id pendidikan, agama, anak-anak, diperkenalkan, menghadapi berbagai tantangan, semakin berat

Pendidikan Agama harus sejak dini

Anak-anak TK lagi belajar. (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Sejumlah ibu muda mengatakan pendidikan agama perlu diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil, supaya mereka mampu menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat di masa mendatang.

"Repot mengurus anak yang lagi aktif-aktifnya, tapi saya senang karena dia pintar diajari huruf Arab dan doa-doa," kata seorang ibu muda yang berusia 22 tahun, Mamay Maesaroh kepada Antara di Bekasi, Selasa, ketika dimintai komentarnya tentang peringatan Hari Anak Sedunia yang jatuh pada setiap 20 November.

Kepada anaknya, Afriza Wahyu Ramadhan yang berusia 2,4 tahun, Mamay telah mulai memperkenalkan huruf Arab dengan memberi contoh lewat ucapan dia sendiri, agar anaknya bisa mengikuti apa yang dia ucapkan.

Mamay juga mencoba untuk mengendalikan dirinya agar tidak bertindak keras kepada anaknya, sehingga putranya itu tidak mendapatkan contoh yang tidak baik dari orang tuanya sendiri.

Seorang ibu muda lainnya, Dewi Syaptiani, bercerita bahwa seorang ibu harus menjadi guru pertama bagi anak-anaknya, karena seorang ibu yang baik akan melahirkan anak-anak yang baik pula.

"Saya sering mengajak ngobrol bersama anak sejak bayi, agar perkembangan bicara anak bisa lebih cepat. Saya juga mencoba memperkenalkan anak dengan hal-hal yang baru, biar daya ingat dia bagus," ujar Dewi tentang anak perempuannya bernama Jasmine Azzahra, berusia 23 bulan.

        
   
Pertanyaan anak
Sementara itu, ibu muda lainnya yaitu Dewi Purnamasari mengungkapkan bahwa dia dan suaminya sering menghadapi pertanyaan yang membingungkan dari anak semata wayangnya bernama Muhamad Fajar Ramadhan, berusia 5,5 tahun.

"Waktu itu Fajar mengaji sama bapaknya, terus disuruh baca a'udzubillah dulu. Pas itu dia nanya ke bapaknya, kenapa a'udzbillahnya enggak ada di Al-Qur'an, sampai saya ketawa, terus saya suruh dia nanya ke guru mengajinya" kata Dewi.

Ia menyarankan jika orang tua lainnya bingung menjawab pertanyaan anaknya, maka mereka perlu mencari orang lain, misalnya guru, yang bisa memberikan jawaban benar dan sesuai dengan pertanyaan anak-anaknya.

Hari Anak Sedunia atau juga disebut Hari Anak Internasional telah ditetapkan oleh Badan Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui Organisasi Anak yang disebut UNICEF pada 20 November 1945. Hari perayaan ini juga bertepatan dengan hari lahirnya Konvensi Hak-hak Anak, namun berbeda tahun yaitu 1989.

UNICEF mengadakan acara Hari Anak Sedunia pada bulan Oktober 1953 untuk pertama kalinya, lalu kemudian disusul keputusan Majelis Umum PBB pada tanggal 14 Desember 1954, yang menetapkan bahwa tanggal 20 November sebagai Hari Anak Sedunia. Tujuannya untuk menghargai serta menghormati hak-hak yang harus diterima oleh seorang anak.