Perabotan rotan kian diminati masyarakat

id rotan, perabotan rumah tangga, desain rumah minimalis, umkm, kepraktisan tapi tetap elegan

Perabotan rotan kian diminati masyarakat

Pembuatan perabotan rumah tangga pembatas ruangan dan meja makan dari bahan rotan pada Toko Cerebon Undin Rotan di Kawasan Celentang, Perumnas, Palembang, Senin (2/7). (Foto Antarasumsel.com/Dolly Rosana)

Palembang (Antarasumsel.com) - Perabotan rotan kian diminati warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, seiring dengan populernya desain rumah minimalis sejak beberapa tahun terakhir.

Pemilik Toko Cerebon Udin Rotan, Rosidi mengatakan di Palembang, Rabu, barang-barang rumah tangga terbuat dari rotan sesuai dengan visi rumah minimalis yang menginginkan kepraktisan tapi tetap elegan.

Perabotan rotan memiliki keistimewaan karena bobotnya tidak terlalu berat, sehingga mudah dipindah-pindah tergantung selera pemakai.

"Rotan memiliki keunggulan karena lebih ringan dibandingkan kayu tapi tidak kalah kuat, elastis serta mudah dibentuk. Selain itu harganya lebih murah dari perabotan terbuat dari kayu," ujarnya.

Sejak beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan permintaan, apalagi desain rotan dikembangkan sedemikian rupa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen di antaranya sofa, meja, rak, dan kursi santai.

Pemilik rumah percaya produk rotan memiliki sentuhan interior tersendiri yang memberikan kesan menarik.

"Ada yang dikombinasi dengan kayu, besi tempa, juga mendong untuk campuran anyamannya. Malah, untuk sofa juga dilengkapi dengan busa agar terasa lebih empuk, serta tambahan kaca untuk meja," katanya.

Perabot rotan itu dapat bertahan hingga sepuluh tahun lebih asalkan pemakai melakukan perawatan secara berkala.

"Kelemahan utama dari rotan yakni mudah terkena kutu bubuk sehingga pemilik harus melakukan perawatan secara rutin seperti melapnya dengan kain basah, minimal dua minggu sekali. Ini penting untuk membersihkan kotoran atau debu yang menempel pada permukaan rotan," ujarnya.

Kemudian, melakukan pengecatan ulang setiap empat atau lima tahun sekali.

"Pewarnaan produk rotan biasanya dilakukan dengan cat semprot atau celup. Biasanya, produk rotan ini diberi warna gambir (kemerahan), honey (kekuningan), dan natural," katanya.

Meski enggan menyebut omset dari penjualan produknya, namun ia menjual empat hingga enam set kursi tamu per minggu, sementara lima tahun lalu hanya satu hingga dua set per minggu.

"Untuk meja makan dengan empat kursi busa seharga Rp2 juta, sementara dengan enam kursi senilai Rp4 juta. Kemudian tempat tidur berserta busa Rp4 juta, tudung saji Rp135 ribu, penyekat ruangan Rp400 ribu, dan kursi tamu berkisar Rp3 juta," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel Permana mengatakan pemerintah mengharapkan para pengrajin rotan ini memanfaatkan momen Asian Games XVIII tahun 2018 untuk melahirkan produk berupa sovenir khas Palembang.

"Asian Games ini suatu momen langka, jadi sayang jika tidak dimanfaatkan. Para pengrajin diharapkan melahirkan suatu produk yang layak dipasarkan," kata dia.

Pemprov bersedia memfasilitasi dengan memberikan pelatihan hingga promosi produk di pameran skala nasional hingga internasional, kata Permana.