Bank Mandiri dorong lahirnya pengusaha lokal

id bank mandiri, pengusaha lokal, program wirausaha, mandiri muda, Denniz Pratama , melahirkan ratusan pengusaha

Bank Mandiri dorong lahirnya pengusaha lokal

Bank Mandiri . (ANTARA FOTO)

Palembang (Antarasumsel.com) - Kantor Regional 2 Sumatera II Bank Mandiri mendorong lahirnya pengusaha tingkat lokal di wilayah Sumatera Selatan melalui program wirausaha mandiri muda.

Pengelola progam Wirausaha Mandiri Muda (WMM) Regional 2 Sumatera II Bank Mandiri Denniz Pratama di Palembang, Jumat, mengatakan program ini sudah dimulai sejak 2007 dan telah berhasil melahirkan ratusan pengusaha.

"Salah satu upaya yang dilakukan yakni memberikan motivasi ke pengusaha dengan menghadirkan para mantan wirausaha muda yang kini sudah menjadi pengusaha sukses dan besar," kata dia.

Beberapa yang pernah dihadirkan Bank Mandiri yakni Shinta yakni pengusaha sukses kripik pisang asal Lampung, Kms Saiful Padli yang merupakan pengusaha developer yang juga anggota DPRD Sumsel.

"Perusahaan sifatnya sebagai fasilitator bagi anak muda yang ingin berkarya dan mandiri dalam usahanya," kata dia.

Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan Luluk Hari Suci mengatakan, pelaku Usaha Kecil dan Menengah olahan ikan panganan pempek membutuhkan suntikan modal dan sekaligus pendampingan dari lembaga terkait untuk mampu menembus pasar.

"Dua komponen yakni modal dan pendampingan harus diberikan ke UMKM, jika diberikan modal saja tanpa didampingi maka mereka akan sulit berkembang, dan begitu pula sebaliknya," kata Luluk.

Ia menilai, untuk modal, masih dibutuhkan keaktifan dari kalangan perbankan untuk menjangkau pelaku UMKM.

"Sebagian besar, masih takut meminjam uang di bank. Ini karena kurang edukasi saja, tapi jika diberikan pengertian manfaat dari menambah modal, saya rasa mereka akan mau asalkan bunga yang ditawarkan sangat rendah," kata dia.

Setelah mendapatkan modal, yang tak kalah penting yakni didampingi oleh kalangan perbankan tersebut.

"Ini yang sering disayangkan. Setelah mendapatkan suntikan modal, mereka jadi terjebak karena tidak ada yang mengajari bagaimana memaksimalkan dana yang tersedia. Akhirnya, pelaku UMKM akan hanya memikirkan bagaimana cara mengembalikan utang, bulan per bulan," kata dia.