Orang tua lebih banyak yang mengungsi

id pengungsi, orang tua, aceh, pidie jaya, korban gempa

Orang tua lebih banyak yang mengungsi

Sejumlah warga menangis menyususl gempa bumi di desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, Selasa (2/7). Gempa 6,2 skala rihter mengakibat puluhan rumah rusak dan ratusan korban luka-luka. (FOTO ANTARA/Syahrol Rizal)

Meureudu, Aceh (Antara) - Belasan ribu warga yang berada di lokasi pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya didominasi orang tua dan anak-anak, sedangkan para pemudanya tinggal di desa untuk menjaga rumah-rumah yang kosong.

Salah seorang pengungsi, Hanafiah saat ditanya wartawan di lokasi pengungsian, Jumat malam menyebutkan, dirinya dan warga lainnya tidak merasa takut meninggalkan rumah beserta isinya, karena untuk keamanan di desa diserahkan kepada anak muda.

"Untuk jaga rumah apalagi malam hari, ada anak muda yang ronda. Mereka ditugaskan untuk menjaga rumah warga supaya tetap aman saat ditinggal pergi untuk mengungsi," jelas Hanafiah.

Sedangkan yang tua-tua dan anak-anak tinggal dikamp pengungsian karena lebih merasa aman dari bahaya gempa susulan yang mengintai.

Koordinator pengungsi di Dayah Kleng, Darwis Daud menambahkan,  warga sesekali juga pulang pada siang hari hanya untuk mandi dan tidak berlama-lama di rumah karena kondisi bangunan rumah yang sudah tidak stabil lagi. Setelah itu, warga kembali lagi ke kamp pengungsian.

Ketika mengungsi, rumah dibiarkan begitu saja, segala perabotan yang masih berharga tersimpan di dalam rumah. Mungkin perhiasan berharga yang tidak banyak memakan tempat yang dibawa serta dan juga beberapa pakaian.

Sedangkan yang lainnya, mulai dari perabotan antik hingga mewah, isi lemari hias yang menarik mata hingga yang teronggok rapi disudut rumah, ditinggalkan begitu saja. Pemiliknya, memilih mengungsi.

Namun, tidak serta merta ditinggalkan begitu saja rumah dengan segala isinya. Akan tetapi ada yang menjadi penjaganya, katanya.