Pupuk Indonesia kelola sampah jadi produk organik

id pupuk, pupuk indonesia, pemkot, sampah, kelola sampah

Pupuk Indonesia kelola sampah jadi produk organik

Direktur Investasi Pupuk Indonesia Gusrizal berjabat tangan dengan Sekda Pemkot Palembang Harobin didampingi Komisaris Utama Pupuk Indonesia Bungaran Saragih dan Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat (kanan) (Antarasumsel,com/Nova Wahyudi/16

Palembang (Antarasumsel.com) - PT Pupuk Indonesia mengolah sampah Kota Palembang untuk menghasilkan produk pupuk organik dengan menggelontorkan investasi Rp10 miliar.

Direktur Investasi PT Pupuk Indonesia, Gus Rizal di Palembang, Jumat, seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Kota Palembang, mengatakan, kota ini dibidik karena sudah menghasilkan sampah cukup banyak untuk suatu kota yang berada di luar jawa yakni rata-rata per hari mencapai 600-800 ton atau berkisar 292 ribu ton per tahun.

"Dari total sampah yang dihasilkan itu, ada potensi sampah organiknya mencapai 219 ribu ton, dan Pupuk Indonesia melihat ini sebagai suatu peluang," kata dia.

Peluang itu bukan hanya dari sisi bisnis, tapi juga dari sisi ketahanan pangan karena petani dapat memiliki banyak pilihan yakni pupuk nonorganik dan pupuk organik.

Diakuinya, di pasaran saat ini yang tersedia mayoritas merupakan pupuk nonorganik yakni jenis urea dan NPK.

Untuk itu, melalui program pemanfaatan sampah di beberapa kota yakni diantaranya Balikpapan, Palembang, Medan, Bali, Surabaya, Pupuk Indonesia menargetkan memproduksi pupuk organik sebanyak 3,1 juta ton pada 2021 dan 6,1 juta ton pada 2030.

Melalui anak perusahaan yang tersebar di sejumlah provinsi, Pupuk Indonesia optimitis mampu mencapai target tersebut.

Khusus di Kota Palembang dan Balikpapan yang menjadi pioner program ini dibawa komando PT Pusri dan PT Pupuk Kaltim diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Palembang Harobin Mastofa yang menandatangani MoU tersebut mengatakan pemkot sejak lama mencari solusi atas persoalan sampah di kota ini.

Selama ini, sampah langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir tanpa ada pemanfaatan lain.

Namun sejak 2015 sudah dibuat perencanaan mengenai pemanfaatan sampah, dan salah satunya yang sudah berjalan yakni perencanaan pengelolaan sampah nonorganik di TPA Karyajaya dengan membangun infrastruktur pengolahan sampah berteknologi inserator thermal.

"Rencananya pada Januari sudah tender," kata dia.

Terkait kerja sama dengan Pusri dalam pemanfaatan sampah ini, Harobin mengatakan kedua belah pihak sedang membuat studi kelayakan terkait alur penyediaan bahan baku, pengelolaan, hingga pemasaran ke masyarakat.

"Yang jelas, untuk bagian penyediaan sampah menjadi ranah pemkot, sedangkan teknologi dan pemasaran menjadi keandalan Pusri yang telah memiliki jaringan distributor," kata dia.    

Sementara itu, Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia Bungaran Saragih dalam sambutannya mengatakan pemanfaatan sampah ini memiliki efek positif di bidang lain, bukan hanya membuat kota menjadi bersih tapi juga mengubah budaya masyarakat.

"Bisa saya katakan ini menjadi revolusi budaya. Jika masyarakat terbiasa bahwa sampah itu tidak boleh dibuang sembarang, tapi pada tempatnya karena akan dipilah dan dimanfaatkan lagi maka bangsa ini akan maju seperti halnya negara-negara maju di dunia," kata dia.