Palembang (Antarasumsel.com) - Pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) patut menjadi perhatian para pengambil kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah, kata Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo.
Hal itu mengingat UMKM terbukti tidak rentan krisis dan berkontribusi pada produk domestik bruto nasional sebesar 60,3 persen, kata Hari Widodo di Palembang, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa sektor UMKM hingga kini masih membutuhan dukungan pemerintah dari sisi kebijakan untuk tetap tumbuh. Misalnya, terkait dengan perizinan dan pajak daerah.
"Seperti Sumsel yang memiliki pelaku usaha UMKM mencapai 3.000.000 orang. Artinya, jika benar-benar mendapatkan dukungan pemerintah, akan memiliki andil besar dalam pembangunan daerah," kata Hari.
Sebelumnya, riset Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan telah memunculkan 10 produk unggulan UMKM yang layak dikembangkan pada masa datang dalam 5 tahun ke depan.
Kesepuluh produk unggulan tersebut, yakni pertanian padi sawah, toko kelontong dan manisan, pengilingan padi, perkebunan karet, budidaya ikan lele, pengalian pasir, budi daya ikan patin, koperasi simpan pinjam, rumah makan padang, dan klinik kesehatan terpadu.
"Riset BI ini telah disebarluaskan ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel, dan diharapkan dapat dijadikan acuan para pengambil kebijakan terkait dengan pengembangan sektor UMKM," katanya.
Jika suatu daerah sudah benar-benar memahami profil dan potensi daerahnya masing-masing, menurut dia, akan membuat suatu keputusan yang tepat sasaran terkait dengan pengembangan sektor UMKM.
Salah satunya yang menjadi sorotan BI dari hasil riset ini, yakni sektor perkebunan karet yang sejak lama telah menjadi urat nadi perekonomian Sumsel.
Pada riset sebelumnya, 2011, BI telah mencantumkan bahwa sektor perkebunan karet menjadi unggulan di Sumsel. Demikian pula, pada riset terbaru ini.
Pada riset kali ini, BI menekankan pentingnya hilirisasi karet atau tidak terhenti pada budi daya dan industri pengolahan saja.
Pernyataan ini muncul lantaran harga karet saat ini jatuh (mesti data terakhir menunjukkan adanya perbaikan harta). Akan tetapi, BI tetap memasukkannya sebagai produk unggulan UMKM.
"Untuk karet, tetap direkomendasi karena memang potensi masih ada. Akan tetapi, rekomendasi BI tidak lagi sebatas menghasilan getah, tetapi sudah masuk ke industri pengolahan. Bahkan, jika mampu, langsung membuat produk jadinya untuk meningkatkan nilai tambah," kata Harry.
***3***
(T.D019/C/D007/D007) 31-12-2016 15:37:09
Berita Terkait
Lapas Martapura semarakkan HBP melalui aksi donor darah
Jumat, 19 April 2024 21:34 Wib
Menadah air hujan jaga kearifan lokal untuk kehidupan
Kamis, 18 April 2024 16:40 Wib
Kemendag ajak konsumen Indonesia lebih kritis dalam pembelian barang
Kamis, 18 April 2024 15:06 Wib
Panitia nasional buka pendaftaran UIN hari ini hingga 15 Juni 2024
Rabu, 17 April 2024 12:34 Wib
Pegawai Kemenkumham Sumsel tak ada menambah waktu libur Lebaran
Selasa, 16 April 2024 14:26 Wib
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1445 Hijriyah
Selasa, 16 April 2024 9:32 Wib
Pemprov Sumsel tak terapkan WFH hari pertama kerja ASN
Selasa, 16 April 2024 0:55 Wib
Empat hari hilang tenggelam, warga Pematang Borang Palembang ditemukanm
Minggu, 14 April 2024 18:02 Wib