Trump puji sikap Putin pascapengusiran 35 diplomat Rusia

id Donald Trump, memuji, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menahan diri, spionase, serangan dunia maya, Presiden terpilih, Amerika Serikat

Trump puji sikap Putin pascapengusiran 35 diplomat Rusia

Donald Trump (Antarasumsel.com/Reuters)

Palm Beach, Florida/Moskow (Antara/Reuters) - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, memuji Presiden Rusia Vladimir Putin yang menahan diri untuk tidak membalas konflik soal spionase dan serangan dunia maya.

Putin pada Jumat menyatakan ia tidak akan membalas langkah Presiden AS Barack Obama mengusir 35 diplomat Rusia, yang diduga melakukan aksi mata-mata, setidaknya sampai Trump mulai menjabat sebagai presiden baru AS pada 20 Januari.

"Langkah yang bagus (oleh Putin), saya dari dulu tahu bahwa ia adalah sosok yang cerdas!" tulis Trump di Twitter dari Florida, tempatnya sedang menghabiskan waktu untuk berlibur.

Obama pada Kamis memerintahkan pengusiran para diplomat Rusia itu serta menjatuhkan sanksi terhadap dua badan intelijen Rusia atas keterlibatan mereka dalam peretasan kelompok-kelompok politik pada pemilihan presiden AS 8 November.

"Kita tidak akan mengusir siapa pun," kata Putin dalam pernyataan. Ia menambahkan bahwa Rusia sebenarnya berhak membalas.

"Langkah-langkah selanjutnya menuju pemulihan hubungan Rusia-Amerika akan diambil berdasarkan kebijakan yang akan dijalankan Presiden D.Trump," ujar Putin.

Trump telah beberapa kali melontarkan pujian bagi Putin serta mencalonkan sosok-sosok yang terlihat bersahabat dengan Moskow untuk menduduki berbagai jabatan dalam pemerintahan. Namun, tidak jelas apakah ia akan berupaya menggagalkan tindakan Obama, yang menandai hubungan buruk pasca-Perang Dingin antara AS dan Rusia.

Trump telah menepis tuduhan CIA dan badan-badan intelijen lainnya bahwa Rusia berada di balik serangan dunia maya.

"Sudah saatnya bagi negara kita ini untuk melangkah menuju hal-hal yang lebih besar dan lebih baik," kata Trump, Kamis. Ia mengatakan dirinya akan bertemu dengan para pejabat intelijen pekan depan.

Badan-badan intelijen AS mengatakan Rusia berada di balik peretasan yang dialami organisasi-organisasi Partai Demokrat dan para petugas intelijen sebelum pemilihan presiden berlangsung.

Moskow membantah tuduhan tersebut.

Para pejabat intelijen AS mengatakan serangan dunia maya yang dilancarkan Rusia bertujuan untuk membantu Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Pejabat-pejabat Rusia menggambarkan sanksi yang dikeluarkan AS itu sebagai langkah terakhir Presiden Obama yang akan segera mengakhiri jabatannya. Mereka menyiratkan bahwa Trump bisa menarik kembali sanksi tersebut setelah ia mengambil alih kepemimpinan AS dari Obama.
(Uu.T008)