Jumlah perahu 'ketek' di Sungai Musi terus bertambah

id perahu ketek, dermaga, sungai musi, perahu, kapal

Jumlah perahu 'ketek' di Sungai Musi terus bertambah

Perahu motor 'ketek' di perairan Sungai Musi Palembang (Antarasumsel.com/17/Aziz Munajar/Ang)

....Pada era tahun 90-an perahu ketek masih terpusat di beberapa dermaga saja seperti di dermaga Pasar 16 Ilir atau 7 ulu, tapi sekarang sudah banyak dibuka dermaga baru....
Palembang (Antarasumsel.com) - Jumlah alat transportasi khas Sungai Musi yakni perahu motor  'ketek' terus bertambah seiring dengan bertambahnya dermaga baru di sisi sungai baik hilir maupun hulu.

"Pada era tahun 90-an perahu ketek masih terpusat di beberapa dermaga saja seperti di dermaga Pasar 16 Ilir atau 7 ulu,  tapi sekarang sudah banyak dibuka dermaga baru sehingga membuat masyarakat banyak menjadi tukang ketek untuk mencari uang," kata seorang pemilik ketek,  Sholeh (69), Kamis.  

Ia menambahkan umunya ketek digunakan untuk aktivitas warga yang berada di wilayah seberang Ulu Palembang yang ingin menyebrang ke Ilir atau sebaliknya sebab menyebrang lewat Jembatan Ampera sering terjadi kemacetan arus lalulintas, terutama pada saat jam sibuk.

Pada hari biasa sholeh mampu mendapatkan 5 - 15 penumpang dengan ongkos Rp5.000 perorang, sedangkan pada hari libur bisa mengangkut 20 - 50 penumpang dengan ongkos berbeda.

Menurutnya ongkos menyebrang dari ulu ke ilir dan sebaliknya Rp5.000 perorang,  untuk rute ke Wisata Pulau Kemaro Rp40.000 - Rp80.000 perorang, sedangkan untuk rute keliling Sungai Musi Rp30.000 - Rp50.000 perorang tergantung jauh dekatnya.

Ia mengakui sudah 27 tahun berprofesi sebagai pengemudi ketek menyebrangkan para penumpang dengan perahu yang dibeli dari wilayah 16 Ilir atau Sungai Buayo seharga Rp10 juta.

Pada musim libur natal dan tahun baru 2017 ia mampu meraup keuntungan dua kali lipat dari biasanya karena banyak wisatawan yang ingin merasakan berlayar di atas Sungai Musi,  bahkan perahu keteknya masih mengangkut penumpang pada malam pergantian tahun yang ingin melihat suasana Jembatan Ampera dari tengah Sungai.

Salah seorang penumpang,  Riki (23), mengatakan hampir setiap hari ia menggunakan ketek untuk menyebrang ke Ilir membawa barang belanjaan orang tuanya karena lebih mudah dibandingkan menggunakan angkutan darat.

"Ketek ini bukan hanya sekadar alat transportasi saja,  tetapi ketek sudah menjadi bagian sejarah kehidupan masyarakat di sisi Sungai Musi,  kalau saya naik ketek karena salah satunya adalah merasakan bagaimana orang-orang pada zaman dahulu beraktivitas di atas Sungai," kata Riki.