Sukabumi (Antarasumsel.com) - Tingginya harga cabai disebabkan oleh rantai
perdagangan atau tata niaga yang panjang, ujar Kepala Dinas Koperasi,
Perdagangan dan KUKM Kabupaten Sukabumi, Asep Japar.
"Harga di tingkat konsumen terakhir atau pasar jauh lebih mahal
dibandingkan dari petani, penyebabnya alur distribusinya yang panjang
yang dikarenakan dari petani tidak langsung ke pasar, tetapi dikuasai
dahulu oleh pengepul, distributor bahkan spekulan pun ikut bermain,"
katanya di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, hal itu diperparah di tengah produksi di tingkat petani
yang kurang karena cuaca buruk gagal panen dan panen yang tidak maksimal
sehingga harganya sudah naik di tingkat petani.
Selain itu, kebutuhan cabai yang tinggi di masyarakat, sering kali
dimanfaatkan oleh para spekulan yang biasanya memainkan harga di tingkat
pasar, bahkan juga ada yang berani menyendat alur distribusi yang
imbasnya harga semakin tinggi di tingkat konsumen terakhir yakni warga.
Karena alur distribusi yang panjang ini sehingga keberadaan spekulan
sulit terungkap, dan pemerintah pun sulit membongkar kasus mafia harga
kebutuhan masyarakat. Walaupun demikian, pemerintah selalu berupaya
memberantas para spekulan yang berlaku curang ini.
Bahkan dari pantauan pihaknya, harga hasil pertanian lebih mahal dua kali lipat jika dibandingkan dengan harga di pasaran.
"Jika rantai tata niaganya dipangkas atau dari petani langsung ke
pasar diyakini harga tetap stabil, dan jika ada kenaikanpun tidak akan
signifikan," katanya.
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas KUKM Perindustrian dan
Perdagangan Kota Sukabumi, Wahyu Setiawan mengatakan pihaknya tidak bisa
mengintervensi harga cabai karena komoditas ini bukan merupakan
kebutuhan utama masyarakat.
Berbeda dengan barang kebutuhan pokok masyarakat seperti beras dan
daging, pemerintah bisa melakukan intervensi melalui Perum Bulog untuk
melakukan operasi pasar.
"Dengan pemerintah yang tidak bisa mengintervensi harga, ditambah
alur tata niaga yang panjang dipastikan harga di tingkat konsumen
terakhir akan bertambah tinggi," katanya.
Untuk harga cabai rawit merah saat ini dijual di tingkat pengecer
rata-rata Rp90 ribu setiap kilogramnya, kenaikan ini cukup cepat bahkan
hanya dalam sepekan. Padahal untuk harga normalnya komoditas ini tidak
lebih dari Rp30 ribu.
Berita Terkait
Gerakan bareng penyuluh pertanian di OKI tanam ribuan bibit cabai untuk jaga stok
Jumat, 22 Maret 2024 3:05 Wib
Kementan pastikan pasokan cabai aman jelang Ramadhan 1445 H
Selasa, 27 Februari 2024 16:30 Wib
Pemkot Palembang cari daerah lain yang bisa pasok cabai
Minggu, 5 November 2023 10:37 Wib
Babinsa dampingi petani panen cabe di OKU Timur
Sabtu, 17 Juni 2023 17:29 Wib
Mengendalikan pedasnya harga cabai pemicu inflasi
Minggu, 18 September 2022 12:28 Wib
Harga cabai merah di Palembang turun
Jumat, 3 September 2021 13:49 Wib
Kementan subsidi distribusi cabai rawit stabilkan pasokan pangan
Jumat, 23 Juli 2021 10:00 Wib
Harga cabai merah di Baturaja meroket capai Rp100.000/kg
Selasa, 21 Januari 2020 14:13 Wib