Permainan bertahan kembali mendominasi piala Afrika

id Piala Afrika, Permainan bertahan, satu gol, Ghana, titik penalti, Andre Ayew, Uganda, putaran final, Mesir

Permainan bertahan kembali mendominasi piala Afrika

Pertandingan kualifikasi Piala Afrika 2017 antara Mauritania melawan Gabon (Ist)

Port Gentil (Antara/Reuters) - Permainan bertahan kembali mendominasi pada Piala Afrika pada Selasa, ketika dua pertandingan hanya menghasilkan satu gol, yang dibukukan oleh Ghana dari titik penalti.

Andre Ayew mengonversi penalti pada menit ke-32 ketika sang juara empat kali meraih kemenangan 1-0 atas Uganda, yang kembali tampil di putaran final setelah absen 39 tahun.

Mesir, yang tidak pernah ambil bagian di putaran final sejak memenangi gelar pada 2010, bermain imbang tanpa gol dengan Mali, yang menandai pertandingan ini dengan kehadiran kiper mereka Essam El Hadary pada usia 44 tahun.

El Hadary, yang tampil sebagai pemain pengganti namun harus dimainkan pada menit ke-23 setelah Ahmed El Shenawi cedera, menjadi pemain tertua sepanjang sejarah turnamen ini.

Secara keseluruhan, hanya ada sedikit kegembiraan di antara para penonton pada kedua pertandingan di Stade de Port Gentil dan turnamen ini semakin menjadi tidak menarik setelah dua pertandingan pada Senin di Oyem, yang juga hanya menghasilkan satu gol.

Rekor kualifikasi Uganda, ketika mereka hanya mencetak enam gol dan hanya kemasukan dua gol pada enam pertandingan, mengindikasikan bahwa pesta gol nyaris mustahil terjadi dan hal itu terbukti.

"The Cranes" bertahan dengan gigih sampai mereka membuat Ghana dihukum penalti akibat pelanggaran yang dilakukan bek tengah Isaac Isinde, yang tidak melihat bola ketika ia menerima operan dan kehilangan bola yang direbut Asamoah Gyan, yang kemudian ia jatuhkan sehingga timnya dihukum penalti.

Ayew mampu memasukkan bola untuk membuat Ghana memimpin, namun penampilan Uganda pada babak kedua, ketika mereka mendominasi lini tengah dan secara konstan menekan namun tidak mampu mematahkan pertahanan lawan, memberikan impresi yang bagus.

"Kami memiliki kualitas dan para pemain, namun kami akan harus melakukan lebih dibanding apa yang kami lakukan," kata Ayew, yang timnya berharap dapat mengakhiri penantian 35 tahun untuk gelar kelima.

"Kami memiliki pemain-pemain yang ambil bagian dalam empat, lima, atau enam Piala Afrika dan kami perlu menggunakan pengalaman itu."
Pertandingan kedua menampilkan pertarungan di lapangan tengah dengan banyaknya kesalahan dan sedikitnya peluang, kecuali menjelang akhir ketika El Hadary harus menggagalkan peluang milik Moussa Marega.

Tuan rumah Gabon akan berharap dapat tampil lebih baik ketika mereka berhadapan dengan Burkina Faso di Grup A pada Rabu, sedangkan Kamerun akan bertemu tim debutan Guinea-Bissau, berharap dapat memberikan kejutan lain setelah menahan imbang Gabon 1-1 pada pertandingan pertama mereka. (H-RF)