PLN: Pemangkasan subsidi untuk wilayah tidak berlistrik

id ln, listrik, Agung Murdifi, subsidi listrik, pemotongan, membangun wilayah berlistrik, subsidi salah sasaran

PLN: Pemangkasan subsidi untuk wilayah tidak berlistrik

Seorang ibu rumah tangga mengisi vocher isi ulang di KWH milik PT PLN Persero (ANTARA FOTO/Jojon/Ang/Spt/)

Surabaya (Antarasumsel.com) - Manager Senior Public Relations PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Agung Murdifi mengatakan pemangkasan subsidi listrik yang dilakukan selama ini bertujuan membangun wilayah yang tidak berlistrik.

"Pemangkasan perlu dilakukan, sebab selama ini subsidi salah sasaran. Dari hasil penelitian BPS dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) hanya 4,1 juta pelanggan 900 VA yang butuh subsidi," kata Agung di Surabaya, Kamis.

Agung mengatakan dana pemangkasan akan digunakan untuk membangun pembangkit di wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik, seperti di Nusa Tenggara Timur yang tingkat kelistrikannya hanya 60 persen.

"Bahkan di Papua Barat tingkat kelistrikannya hanya 50 persen," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Pembianaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kemetretian ESDM, Satya Zulfanitra mengatakan pemangkasan dilakukan dengan mencabut subsidi bagi golongan listrik 900 VA.

Sebelumnya, pemerintah berupaya memangkas subsidi listrik hingga Rp22 triliun tahun 2017, mengingat selama ini subsidi listrik belum tepat sasaran karena hanya dinikmati oleh 26 persen masyarakat kurang mampu.

Oleh karena itu, kata Satya pemerintah tahun 2017 hanya akan menyubsidi 4,1 juta pelanggan, dari awalnya mensubsidi 23 juta pelanggan golongan 900 VA.

"Dari 4,1 juta pelanggan, 447 ribu atau 11,6 persen berasal dari jawa Timur. Sisanya golongan 450 VA sebanyak 23 juta pelanggan, lanjutnya, masih akan tetap diberi subsidi oleh pemerintah tahun 2017," katanya.

Satya menargetkan hanya akan mengeluarkan subsidi listrik sebesar Rp44 triliun, sesuai target pemerintah yang ingin memangkas subsidi listrik hingga Rp22 triliun.

Sementara Koordinator Program Kemitraan TNP2K Regi Wahono menilai pencabutan subsidi tersebut merupakan langkah yang tepat, sebab dari data BPS angka kemiskinan di Indonesia terus mengalami penurunan sejak 2014.

Selain itu, dicabutnya subsidi golongan 900 VA juga diyakini tidak bakal berpengaruh terhadap inflasi.

"Inflasi tidak akan terkerek naik karena subsidi listrik 900 VA dicabut. Sebab, pemicu inflasi masih disokong oleh harga bahan pokok. Tahun lalu saja, listrik hanya berkontribusi 0,14 persen dari total inflasi. Itu sangat kecil," ucapnya.