Menhan: Setiap WNI wajib bela negara

id Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan, wajib membela negara, amanat undang-undang, wajib militer

Menhan: Setiap WNI wajib bela negara

Ryamizard Ryacudu (kiri) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/Ang)

Purbalingga (Antarasumsel.com) -  Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, setiap warga negara Indonesia sesuai dengan amanat undang-undang wajib membela negara.

"Jadi semua warga negara Indonesia, wajib, tanpa kecuali," katanya usai mengukuhkan 540 kader bela negara di halaman Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengatakan program bela negara bukan wajib militer.

Dengan demikian, kata dia, sangat picik jika orang berpikir bahwa bela negara merupakan wajib militer.

"Pramuka itu juga bela negara. Apakah pramuka itu latihan militer," katanya.

Menurut dia, dalam pramuka tidak ada latihan militer melainkan melaksanakan semua nilai-nilai Pancasila yang ditemukan dan digali oleh Presiden Soekarno.

"Itulah kultur kita. Kalau komunis di Tiongkok, di Rusia, itu kultur mereka, kalau di sini bukan kultur, enggak laku itu (komunis)," tegasnya.

Lebih lanjut, Menhan mengatakan ancaman perang ke depan adalah perang cuci otak.

Menurut dia, radikal tidak perlu melatih macam-macam tetapi bagaimana pemikiran orang itu berubah.

Oleh karena itu, kata dia, pemikiran bangsa Indonesia harus diperkuat melalui Pancasila agar tidak tergoda oleh radikal yang salah.

"Radikal yang salah 'bunuh orang, bunuh diri, masuk surga'. Coba cari dalam kitab Al Quran, bunuh orang sudah termasuk dosa, bunuh diri tidak diterima Tuhan," katanya.

Ia mengatakan bangsa Indonesia harus diajarkan mana yang benar dan mana yang salah.

Dalam hal ini, kata dia, Indonesia bukan negara agama tetapi bangsanya beragama.

Sementara saat memberi sambutan dalam pengukuhan kader bela negara yang dilanjutkan dengan pembukaan Festival Jenderal Soedirman, Menhan mengapresiasi program pembentukan kader bela negara karena dapat memupuk jiwa nasionalisme dan patriotisme sebagai bangsa Indonesia.

"Saya mendukung penuh kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun," katanya.

Ia mengatakan bangsa Indonesia saat ini mengadapi dua ancaman, baik yang belum nyata maupun sudah nyata.

Menurut dia, ancaman yang belum nyata berupa perang terbuka antarnegara namun ancaman tersebut dapat menjadi nyata jika integritas bangsa terganggu.

Sementara ancaman nyata di masa kini berupa terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam dan lingkungan, perompakan, serta peredaran narkoba.

Dengan demikian, kata dia, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan bela negara dan kecintaannya kepada Pancasila bagi semua warga negara.

Ia mengatakan kewajiban sebagai warga negara penting karena pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi untuk membangun bangsa dan negara sebagaimana jiwa kepahlawanan Jenderal Soedirman.
Terkait Festival Jenderal Soedirman, Bupati Purbalingga Tasdi mengharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme warga Purbalingga sebagai bagian dari warga negara Indonesia sebagaimana digelorakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman.
"101 tahun yang lalu, di tempat ini telah lahir seorang jenderal yang telah mengharumkan bangsa dan negara ini, yakni Jenderal Soedirman," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Festival Jenderal Soedirman diselenggarakan pada 24-29 Januari 2017 karena mempunyai arti penting.

Menurut dia, Jenderal Soedirman lahir pada 24 Januari 1916 dan wafat pada 29 Januari 1950.

Festival Jenderal Soedirman diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain demonstrasi pasukan berkuda, pameran militer, lomba kreasi pelajar, maraton tandu, dan pergelaran musik.