Baturaja (Antarasumsel.com) - Puluhan ternak ayam warga Desa Karya Mukti, Kecamatan Sinar Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sejak beberapa hari terakhir diketahui mati mendadak.
Terkait dengan banyak ternak ayam warga yang mati itu, pihak instansi terkait segera menurunkan tim untuk mengecek apa penyebab kematian unggas tersebut, kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Ogan Komering Ulu (OKU), Susi Meyliati, di Baturaja, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari masyarakat perihal adanya kejadian tersebut dan rencananya tim kesehatan hewan akan segera diturunkan ke lokasi kejadian.
Menurut dia, tim kesehatan akan diturunkan ke lokasi rencananya ditugaskan mengambil sample ayam yang mati itu untuk dibawa ke laboratorium di Palembang.
"Awalnya ayam yang mati mendadak itu hanya milik satu orang warga, namun sekarang sudah menyebar ke kandang ayam warga lainnya," ungkap Susi.
Selain itu lanjut dia, tim kesehatan hewan diturunkan juga akan melakukan penguburan terhadap seluruh bangkai ayam yang ada di Desa Karya Mukti agar penyakit diderita unggas itu tidak menular ke hewan lainnya.
"Saya belum tahu berapa ekor ayam yang sudah mati, karena dokter hewan akan kita tugaskan belum ke lokasi kejadian," tegasnya.
Ia menduga, jika berdasarkan laporan warga mengenai ciri-ciri ayam yang mati mendadak tersebut kuat dugaan penyakit tetelo, karena dari mulut ayam keluar busa merupakan ciri-ciri utama penyakit tersebut.
"Namun untuk pastinya kita tunggu hasil uji laboratorium," katanya.
Mengenai wabah virus antrax yang saat ini sudah menelan korban jiwa, khususnya di Pulau Jawa, Susi mengaku, hal itu tidak terjadi di Sumatera Selatan, karena seluruh kabupaten/kota di Sumsel saat ini dinyatakan bebas dari virus antrax atau sapi gila.
"Setiap sapi yang masuk dari provinsi tetangga selalu diperiksa kesehatannya secara ketat oleh instansi terkait, sehingga tidak ada yang tak aman untuk dikonsumsi. Begitu juga dengan sapi peliharaan peternak Sumsel selalu diperiksa kesehatannya secara rutin," kata Susi Meyliati.
Ia menambahkan, khusus di OKU sendiri populasi sapi selama 2016 tercatat mencapai 8.000 ekor dan sampai hari ini tidak ada satupun yang terinveksi virus antrax serta dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
Berita Terkait
Harga daging ayam naik, Kemendag sebut pedagang ambil untung
Rabu, 27 Maret 2024 14:36 Wib
Dinas Peternakan OKU galakan program budi daya ayam petelur
Kamis, 21 Desember 2023 16:29 Wib
Ribuan ayam terpanggang akibat kebakaran peternakan
Rabu, 6 September 2023 16:01 Wib
Presiden: Kenaikan harga daging ayam terlalu tinggi
Senin, 26 Juni 2023 11:31 Wib
Kontes Ayam Kukuk Balenggekpecahkan rekor dunia dalam Penas Tani
Minggu, 11 Juni 2023 17:12 Wib
Menjaga lansia terhindar dari demensia di Tanah Suci
Selasa, 6 Juni 2023 12:33 Wib
McD ungkap rahasia kelezatan ayam gorengnya
Rabu, 31 Mei 2023 14:45 Wib
Harga telur ayam di Palembang turun jadi Rp27.000 per kilogram
Senin, 29 Mei 2023 18:21 Wib