264 pedagang siap isi Pasar Talang Kelapa

id pedagang, Edwin, Dinas Perdagangan, Edwin Effendy, mengisi lapak, Pasar Talang Kelapa, memiliki KTP Palembang

264 pedagang siap isi Pasar Talang Kelapa

Los pasar tradisional . (Antarasumsel.com/Banu/Parni)

Palembang (Antarasumsel.com) - Sebanyak 264 pedagang menyatakan siap mengisi lapak di Pasar Talang Kelapa Palembang sesuai dengan penawaran yang diajukan pemerintah kota, kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Palembang Edwin Effendy.

"Disdag saat ini sudah mengantongi permohonan dari 264 pedagang, mulai pekan ini akan dilakukan verifikasi untuk memastikan bahwa yang berminat ini betul-betul pedagang dan warga Kota Palembang," kata Edwin di Palembang, Selasa.

Ia mengatakan verifikasi itu dibutuhkan karena pasar ini merupakan pasar baru, bukan pasar proyek revitalisasi yang harus mengedepankan pedagang lama.

Oleh karena itu, pemkot akan mengecek ke tingkat kecamatan dan kelurahan untuk memastikan bahwa yang mendaftar memiliki KTP Palembang.

Selain itu, pemkot juga akan menyosialisasikan ke para pedagang yang berminat ini bahwa penentuan posisi lapak akan dilakukan secara undian.

Hal itu untuk menghindari pungutan liar dan adanya gesekan di kemudian hari. "Jadi berdoa saja, tidak ada titip-titipan," kata dia.

Hingga kini Pasar Talang Kelapa belum beroperasi seperti yang diharapkan meski pembangunan fisik sudah rampung sejak dua tahun lalu.

Pasar yang dibangun menggunakan dana APBN ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi.

Akan tetapi, meski sudah dipromosikan tetap saja minim peminat lantaran pedagang lebih suka menjadi pedagang kaki lima dibandingkan memiliki lapak sendiri karena ada ketentuan bakal membayar sewa.

"Saat ini status pasar sudah diserahkan pemerintah pusat ke pemkot, nanti pemkot akan menyerahkan ke perusahaan milik dareah PD Pasar untuk mengelolanya," kata dia.

Langkah kreatif ke depan yang akan dilakukan pemkot yakni menggelar kegiatan di lantai dua Pasar Talang Kelapa untuk promosi ke masyarakat sekitar.

Dengan begitu, pedagang berminat memanfaatkan lapak di pasar tersebut karena ramai pengunjung.

Sebelumnya, Sekjen Kemendag Srie Agustina menyoroti mengenai belum termanfaatnya lapak-lapak di pasar baru yang dibangun oleh pemerintah menggunakan APBN.

"Seperti Pasar 10 Ulu saja, salah lihat belum optimal karena ada pedagang lama yang tidak bisa masuk, lalu masih banyak berjualan di kaki lima (tidak mau masuk ke gedung pasar). Pasar Talang Kelapa juga, hingga kini masih sepi," kata Srie.

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan pembagunan dan perevitalisasi 1.000 unit per tahun untuk menggerakkan perekonomian rakyat. Namun, dalam tiga tahun menjalankan program itu, hanya 35 persen pasar yang berhasil menaikkan omset pedagang, kata Srie.